fbpx
Detektif Cahaya: Eksperimen Sifat-Sifat Cahaya di Kelas 5

Detektif Cahaya: Eksperimen Sifat-Sifat Cahaya di Kelas 5

Pada hari Kamis pagi yang cerah, ruang kelas 5 SD Islam Bintang Juara dipenuhi antusiasme para siswa. Kali ini, mereka mengikuti kegiatan pembelajaran IPAS bertajuk “Detektif Cahaya”. Berbeda dengan kegiatan belajar mengajar biasanya, KBM kali ini dipandu oleh Bu Yayuk, sekaligus sebagai sesi praktik usai mengikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penerapan metode joyful, mindful, dan meaningful learning yang selama ini telah dikembangkan di SD Islam Bintang Juara jauh sebelum metode Pembelajaran Mendalam digaungkan oleh pemerintah. Kakak shalih-shalihah tidak hanya menerima materi secara teori, melainkan diajak untuk membuktikan sendiri sifat-sifat cahaya melalui berbagai eksperimen yang menyenangkan.

Pembagian Kelompok dan Eksperimen Seru

Dalam kegiatan ini, kakak shalih-shalihah dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tantangan eksperimen berbeda yang membuktikan satu sifat cahaya tertentu.

1. Cahaya Dapat Dibiaskan

Dengan gelas bening berisi air dan sedotan, kakak shalih-shalihah mengamati sedotan yang tampak bengkok. Dari percobaan ini, mereka menyimpulkan bahwa cahaya dapat dibiaskan ketika melewati medium berbeda.

2. Cahaya Merambat Lurus

Menggunakan lilin dan tiga kardus berlubang, kakak shalih-shalihah menguji arah rambat cahaya. Ketika lubang disejajarkan, cahaya lilin tampak jelas. Namun, begitu salah satu lubang digeser, cahaya menghilang. Hal ini membuktikan bahwa cahaya merambat lurus.

3. Cahaya Dapat Dipantulkan

Dengan bantuan cermin datar dan senter, kakak shalih-shalihah melihat bagaimana cahaya yang diarahkan ke cermin memantul ke dinding. Dari sini mereka memahami konsep pemantulan cahaya.

4. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening

Kakak shalih-shalihah mengamati bagaimana cahaya senter menembus gelas bening berisi air. Percobaan ini menunjukkan bahwa cahaya dapat melewati benda bening seperti kaca atau plastik transparan.

5. Cahaya Dapat Diuraikan

Percobaan terakhir menjadi yang paling meriah. Dengan mangkok berisi air sabun dan sedotan, kakak shalih-shalihah meniup gelembung lalu mengarahkannya ke sumber cahaya. Terlihatlah warna pelangi yang indah, bukti bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi spektrum warna.

Presentasi dan Diskusi

Usai melakukan eksperimen, tiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas. Mereka menyampaikan kesimpulan dengan percaya diri sekaligus melatih kemampuan komunikasi dan kerjasama tim.

Bu Yayuk memberikan apresiasi kepada seluruh kakak kelas 5 yang telah menunjukkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan semangat belajar yang tinggi. “Belajar sains itu bukan hanya menghafal teori, tapi menemukan sendiri jawabannya lewat pengalaman nyata. Itulah yang membuat ilmu lebih mudah diingat dan bermakna,” ungkap beliau.

Joyful, Mindful, and Meaningful Learning

Melalui kegiatan Detektif Cahaya, kakak shalih-shalihah tidak hanya memahami materi IPAS tentang sifat-sifat cahaya, tetapi juga belajar bekerja sama, berpikir kritis, dan berani menyampaikan ide.

Pendekatan pembelajaran joyful (menyenangkan), mindful (penuh kesadaran), dan meaningful (bermakna) yang diterapkan membuat kakak shalih-shalihah merasa senang, fokus, dan mampu menghubungkan ilmu dengan kehidupan sehari-hari.

Penutup

Kegiatan “Detektif Cahaya” di Kelas 5 ini menjadi contoh nyata bagaimana pembelajaran di SD Islam Bintang Juara selalu dirancang untuk menghadirkan pengalaman belajar yang kreatif, menyenangkan, dan berkesan.

Dengan metode eksperimen, sains tidak lagi terasa rumit, melainkan penuh keajaiban yang dapat ditemukan langsung oleh siswa. Belajar sifat-sifat cahaya pun menjadi pengalaman tak terlupakan yang akan selalu mereka ingat. 🌟[CM-MRT]

Uangku, Ceritaku: Belajar Mengelola Uang dengan Seru

Uangku, Ceritaku: Belajar Mengelola Uang dengan Seru

Rabu, 17 September 2025, ruang kelas 4B SD Islam Bintang Juara dipenuhi keceriaan. Hari itu, kakak shalih-shalihah kedatangan tamu istimewa dalam kegiatan BBOT (Belajar Bersama Orang Tua). Bunda Kustanti Dian P, orang tua dari Kak Shafira, hadir untuk berbagi ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari: mengelola uang.

Dengan mengangkat tema “Uangku, Ceritaku: Belajar Mengelola Uang dengan Seru”, suasana kelas berubah menjadi ajang eksplorasi literasi keuangan. Kakak shalih-shalihah tidak hanya duduk mendengarkan, tetapi juga diajak berpikir, bercerita, dan berdiskusi tentang uang yang setiap hari mereka gunakan.

Mengenal Apa Itu Uang dan Fungsinya

Kegiatan dimulai dengan pertanyaan sederhana dari Bunda Kustanti: “Siapa yang pernah belanja di warung? Pakai apa membayarnya?” Serentak kakak shalih-shalihah menjawab, “Pakai uang, Bunda!

Dari sini, Bunda menjelaskan bahwa uang adalah alat tukar yang diterima secara umum untuk membayar barang, jasa, maupun kewajiban hutang. Penjelasan sederhana ini membuat kakak shalih-shalihah memahami bahwa uang bukan sekadar kertas bergambar, melainkan memiliki nilai dan fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mengenal pengertiannya, siswa diajak memahami fungsi uang. Tidak hanya sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai satuan hitung. Kakak pun diajak mencoba membandingkan beberapa barang yang ditampilkan di layar. Dari kegiatan kecil itu, mereka bisa melihat bagaimana uang membantu menghitung dan menilai barang.

Menelusuri Sejarah Uang

Bagian paling seru adalah ketika Bunda Kustanti menceritakan sejarah uang. Mulai dari zaman barter, ketika orang menukar barang dengan barang, hingga muncul uang barang, lalu logam mulia seperti emas dan perak.

Kakak shalih-shalihah 4B semakin antusias ketika cerita berlanjut ke sejarah uang di Indonesia. Dulu, ada uang kartal (uang kertas dan logam) dan uang giral (uang di rekening bank). Kini, seiring perkembangan teknologi, pembayaran bisa dilakukan melalui QRIS hanya dengan ponsel pintar. “Bayangkan, dulu orang bawa karung untuk menukar barang, sekarang cukup bawa HP, sudah bisa belanja!” kata Bunda Kustanti yang disambut tawa ceria siswa.

Cara Merawat Uang

Tak kalah penting, kakak shalih-shalihah juga diajarkan cara merawat uang kertas. Bunda Kustanti memberi contoh bagaimana uang bisa cepat rusak jika diremas, dicoret, atau dilipat sembarangan. Dengan permainan kecil, kakak mencoba menyimpan uang di dompet mainan mereka masing-masing. Pesannya sederhana tapi kuat: uang harus dijaga karena bernilai dan bermanfaat.

Bunda Dian membawa beragam jenis uang kertas. Kakak diajak untuk menyentuh dan merasakan permukaan uang kertas. Ternyata beda nominal, beda juga lo kertas yang digunakan. Tidak hanya membawa uang kertas dari Indonesia, Bunda Dian juga membawa contoh-contoh uang kertas dari berbagai negara. Senangnya kakak shalih-shalihah diperlihatkan langsung beragam jenis uang.

Mengenal Bank: Sahabat dalam Mengelola Uang

Di akhir kegiatan, siswa diajak berkenalan dengan bank. Bunda menjelaskan bahwa bank bukan hanya tempat menyimpan uang, tetapi juga memiliki banyak layanan, termasuk yang bisa digunakan anak-anak. Salah satunya adalah Tabungan Taplus BNI yang bisa dimiliki dengan pendampingan orang tua.

Kakak shalih-shalihah tampak kagum mengetahui bahwa mereka bisa punya rekening tabungan sendiri, belajar menabung dengan lebih tertib, dan mempersiapkan masa depan sejak dini.

Belajar Literasi Keuangan dengan Cara Seru

Kegiatan BBOT kali ini bukan sekadar belajar tentang uang, tapi juga tentang literasi keuangan. Anak-anak belajar bahwa uang memiliki sejarah panjang, fungsi penting, dan harus dikelola dengan bijak.

Dengan gaya penyampaian interaktif, cerita menarik, dan aktivitas sederhana, Bunda Kustanti berhasil menghadirkan pelajaran yang joyful dan penuh makna.

Penutup

Kegiatan “Uangku, Ceritaku: Belajar Mengelola Uang dengan Seru” di Kelas 4B membuktikan bahwa literasi keuangan bisa diperkenalkan sejak dini dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak tidak hanya paham arti uang, tapi juga belajar bagaimana menghargai, merawat, dan menggunakan uang dengan bijak.

Semoga pengalaman ini menjadi langkah awal bagi kakak shalih-shalihah untuk tumbuh menjadi generasi cerdas finansial, siap menghadapi tantangan masa depan. 🌟*** [CM-MRT]

Museum Oryza Sativa: Aksi Nyata Project Based Learning yang Penuh Makna

Museum Oryza Sativa: Aksi Nyata Project Based Learning yang Penuh Makna

Suasana kelas 6 SD Islam Bintang Juara berubah total pada pekan kedua September 2025. Dari ruang belajar biasa, kelas ini disulap menjadi sebuah museum mini yang atraktif dan inspiratif bernama Museum Oryza Sativa. Inilah puncak dari rangkaian Project Based Learning (PJBL)Pahlawan dalam Kata dan Karya” yang berlangsung kurang lebih lima pekan.

Dari Tahap Pengenalan hingga Kontekstualisasi

Perjalanan panjang menuju Museum Oryza Sativa dimulai dari tahap pengenalan. Bu Fia, wali kelas 6, memantik ide kakak shalih-shalihah dengan menghadirkan pengalaman belajar beragam: kunjungan ke Museum Mandhala Bhakti dan BBA (Belajar Bersama Ahli) untuk memperkuat keterampilan menulis.

Setelah itu, pada tahap kontekstualisasi, siswa diajak menyusun timeline, pembagian tugas, serta menyiapkan kebutuhan proyek. Tak hanya itu, mereka juga mengikuti BBOT untuk belajar seni promosi, agar museum yang akan mereka wujudkan nantinya bisa tampil lebih hidup dan menarik minat banyak orang.

Wujud Aksi Nyata: Museum Oryza Sativa

Tibalah saat yang ditunggu: aksi nyata. Semua ide, rencana, dan kerja keras diwujudkan dalam Museum Oryza Sativa, sebuah karya kolaboratif yang mencerminkan gotong royong seluruh kelas.

Museum ini menampilkan:

  • Teks eksplanasi tentang pahlawan hasil tulisan siswa.
  • Karya seni 2D berupa poster, gambar, dan kolase.
  • Karya seni 3D dalam bentuk miniatur, patung, dan instalasi sederhana.

Tidak hanya menjadi display karya, kakak shalih-shalihah kelas 6 juga bertugas sebagai pemandu museum. Mereka menjelaskan karya dengan penuh percaya diri kepada setiap tamu yang hadir.

galeri museum oryza sativa

Antusiasme Pengunjung

Museum Oryza Sativa dibuka selama lima hari, 8–12 September 2025. Antusiasme pengunjung luar biasa. Tidak hanya guru dan orang tua kelas 6, tapi juga orang tua dari kelas 1–5, adik-adik dari kelas bawah hingga TK, bahkan masyarakat umum turut hadir. Hampir semua pengunjung memberikan apresiasi yang sama: inspiratif dan keren.

Integrasi Pembelajaran Multidisiplin

Proyek ini bukan sekadar kegiatan seni atau bahasa. Museum Oryza Sativa mengintegrasikan banyak mata pelajaran:

  • IPAS → mengenal pahlawan di lingkungan sekitar dan kontribusinya.
  • Bahasa Indonesia → menulis teks eksplanasi runtut dan jelas.
  • PPKn → mempraktikkan gotong royong dan musyawarah dalam kelompok.
  • Seni Rupa → menciptakan karya seni 2D dan 3D bertema kepahlawanan.

Lebih dari itu, kakak shalih-shalihah juga berlatih keterampilan abad 21: critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (4C). Tak hanya sebagai puncak kegiatan Project Based Learning, Museum Oryza Sativa juga menjadi sarana sumatif mata pelajaran yang terintegrasi di dalamnya.

Menumbuhkan Rasa Bangga dan Inspirasi

Tujuan besar dari proyek ini adalah menumbuhkan rasa bangga terhadap pahlawan, sekaligus melatih keterampilan menulis, bekerja sama, berkarya, dan berkomunikasi. Museum Oryza Sativa menjadi bukti nyata penerapan Pembelajaran Mendalam di SD Islam Bintang Juara, bahwa belajar bisa dikemas dalam bentuk yang menyenangkan, berkesadaran, penuh makna, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Semoga semangat ini terus menginspirasi generasi muda untuk berani berkarya, menghargai jasa pahlawan, dan menjadi insan pembelajar sepanjang hayat.*** (CM-MRT)

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku

Hari Selasa, 9 September 2025, suasana SD Islam Bintang Juara terasa berbeda. Aula sekolah dipenuhi semangat syukur dan rindu kepada Rasulullah SAW. Peringatan Maulid Nabi kali ini mengangkat tema “Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku”. Tema ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan pesan mendalam bahwa teladan Nabi perlu dihidupkan dalam keseharian anak-anak shalih-shalihah.

Acara dipandu hangat oleh MC, Bu Shilvi dan Bu Hana. Kegiatan diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21–22 yang dibacakan khidmat oleh Pak Rizki, lalu sari tilawah oleh Bu Ulya. Ayat ini mengingatkan bahwa Rasulullah SAW adalah uswah hasanah—teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan.

Pesan Penuh Inspirasi

Bu Ni’mah kemudian memberikan tausiyah singkat yang penuh makna. Beliau menyampaikan bahwa ketangguhan Nabi Muhammad SAW sudah terlihat bahkan sejak beliau dalam kandungan. Ayah beliau wafat sebelum lahir, namun Allah menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang sabar, kuat, dan penuh syukur.

Kalau kita ingin menjadi hamba Allah yang sejati, mari teladani perjuangan Rasulullah. Beliau selalu sabar, tidak mudah menyerah, dan tetap rendah hati,” pesan Bu Ni’mah yang menambah kesyahduan acara.

Kreativitas Islami dari Para Siswa pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025

Setelah itu, giliran perwakilan kakak shalih-shalihah tampil memeriahkan Maulid Nabi dengan bakat terbaik mereka. Para penampil adalah beberapa peserta MAPSI tahun 2025.

Rebana An Najma Junior membuka penampilan dengan shalawat merdu, membuat suasana makin semarak.

🎙️ Khitobah oleh Kak Ihsan menggugah hati. Dengan gaya penuh semangat, ia menegur kebiasaan buruk anak-anak zaman sekarang:

“Giliran internetan, TikTok-an, game-an… 10 menit kurang, 20 menit ketagihan, 30 menit malah kecanduan! Boleh kenal teknologi, tapi jangan lupa untuk mengaji. Boleh kenal HP, tapi sholat jangan lupe…”

📖 Macapat Islami oleh Kak Chacha dan Kak Altamis menghadirkan nuansa budaya Islami yang sarat pesan moral.

📚 Cerita Islami oleh Kak Aira mengingatkan bahwa jujur adalah kunci kebaikan. Ia mengajak teman-temannya berkomitmen:

“Kalau ada tugas sulit, jangan mencontek. Kalau tidak sengaja merusak barang orang lain, harus berani minta maaf. Dengan jujur, kita akan disayang Allah, dan itu berarti kita meneladani Nabi Muhammad SAW.”

Setiap penampilan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana mendidik karakter Islami sejak dini.

Penutup Penuh Syahdu

Acara ditutup dengan shalawat bersama yang dipimpin Rebana An Najma Senior. Lantunan shalawat menggema, menghadirkan suasana haru sekaligus bahagia. Kakak shalih-shalihah dan para guru yang hadir larut dalam doa dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Makna Besar di Balik Maulid

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya tentang mengenang kelahiran beliau. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah momentum menanamkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dalam hati anak-anak. Melalui cerita, shalawat, dan pesan moral, mereka belajar bahwa akhlak mulia adalah kunci kesuksesan hidup dunia dan akhirat.

Seperti tema yang digaungkan, “Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku”, kakak shalih-shalihah diingatkan untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan sejati dalam berkata, bersikap, dan bertindak.

👉 Dengan kegiatan ini, SD Islam Bintang Juara berharap kakak shalih-shalihah tumbuh menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap membawa cahaya Islam ke masa depan.***(CM-MRT)

Menyiapkan Anak Memasuki Masa Baligh dengan Ilmu Fiqih dan Kesehatan, Tema Inspiratif Parenting Class SD Islam Bintang Juara

Menyiapkan Anak Memasuki Masa Baligh dengan Ilmu Fiqih dan Kesehatan, Tema Inspiratif Parenting Class SD Islam Bintang Juara

Sabtu, 30 Agustus 2025 menjadi hari yang istimewa bagi orang tua siswa kelas 4, 5, dan 6 SD Islam Bintang Juara. Kali ini, Parenting Class menghadirkan tema yang sangat penting: “Menyiapkan Anak Memasuki Masa Baligh dengan Bekal Ilmu Fiqih dan Kesehatan”.

Berbeda dari kegiatan sebelumnya, Parenting Class ini dilaksanakan secara hybrid—offline di lantai 2 SD Islam Bintang Juara dan online melalui akun YouTube sekolah. Bahkan, meski yang diwajibkan hadir luring adalah orang tua kelas 4–6, antusiasme juga datang dari wali murid kelas 1–3 yang bersemangat menyimak melalui live streaming.

Narasumber Ahli di Bidangnya

Acara ini menghadirkan dua narasumber istimewa:

  • Hj. Iffat Basheer, Lc., M.Ag. – Penulis Modul Pesantren Ramah Anak dan Perempuan RMI PWNU, yang membahas baligh dari perspektif fiqih. Beliau menekankan pentingnya ilmu agama sebagai bekal anak dalam menghadapi perubahan diri.
  • dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., MMR., Sp.And(K)., Ph.D. – Dokter Spesialis Reproduksi Andrologi, yang menguraikan baligh dari sisi kesehatan. Orang tua diajak memahami perubahan biologis anak secara ilmiah dan cara mendampingi mereka dengan bijak.

Menambah istimewanya acara, Parenting Class ini langsung dimoderatori oleh Ketua Yayasan Dewi Sartika sekaligus Psikolog Sekolah Islam Bintang Juara, Bunda Vivi Psikolog. Dengan pengalamannya, beliau mampu menjembatani diskusi dengan hangat dan mendalam.

Antusiasme Orang Tua yang Tinggi untuk Menyiapkan Anak Memasuki Masa Baligh

Suasana Parenting Class terasa begitu hidup. Para orang tua aktif bertanya, berdiskusi, bahkan berbagi pengalaman pribadi. Rasanya, empat jam yang tersedia masih kurang untuk membedah tema sebesar ini.

Banyak orang tua mengaku semakin tercerahkan setelah mengikuti sesi ini. Mereka merasa lebih siap mendampingi anak-anak ketika memasuki masa baligh, baik dari sisi fiqih maupun kesehatan.

Menyongsong Masa Baligh dengan Lebih Optimal

Masa baligh adalah fase penting dalam perjalanan tumbuh kembang anak. SD Islam Bintang Juara berkomitmen untuk mendampingi orang tua agar tidak berjalan sendiri, melainkan bersama-sama mempersiapkan kakak shalih dan shalihah dengan penuh ilmu dan kasih sayang.

Semoga Parenting Class ini menjadi langkah awal bagi keluarga besar Bintang Juara untuk menyongsong masa depan anak-anak yang lebih tangguh, sehat, dan berakhlak mulia.*** (CM-MRT)

BBOT Kelas 3B: Belajar Menjaga Panca Indra Bersama Bunda Gigih

BBOT Kelas 3B: Belajar Menjaga Panca Indra Bersama Bunda Gigih

Semarang — Jumat, 29 Agustus 2025, ruang kelas 3B SD Islam Bintang Juara dipenuhi antusiasme luar biasa. Kali ini, kegiatan Belajar Bersama Orang Tua (BBOT) menghadirkan Bunda Gigih Wiji Nugraheni, orang tua dari Kak Gilby, dengan tema menarik: “Yuk, Jaga Panca Indra Kita.”

Belajar Merawat Anugerah Allah 🌟

Bunda Gigih membuka kegiatan dengan mengingatkan bahwa panca indra adalah anugerah Allah SWT yang harus dijaga. Melalui panca indra—mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit—kita bisa mengenal dunia dan bersyukur atas nikmat-Nya.

Kakak shalih-shalihah diajak mengenal berbagai gangguan indra yang bisa dialami manusia, serta cara sederhana untuk mencegah dan merawatnya. Misalnya, menjaga kebersihan telinga, tidak membaca terlalu dekat, hingga menghindari suara bising berlebihan.

Serunya Eksperimen di Kelas 🔍

Kegiatan makin seru ketika kakak diajak melakukan praktik langsung. Mereka belajar:

  • Mengukur desibel suara untuk mengetahui batas aman pendengaran.
  • Simulasi jarak baca agar mata tetap sehat dan tidak cepat lelah.

Dengan eksperimen sederhana ini, kakak jadi paham bahwa menjaga panca indra bukan sekadar teori, tetapi bisa dilakukan dalam keseharian.

Pengalaman yang Membekas ✨

Suasana kelas 3B begitu hidup. Kakak shalih-shalihah tampak bersemangat, aktif bertanya, dan mencoba setiap praktik dengan riang gembira. Bagi mereka, belajar kesehatan panca indra jadi pengalaman berharga yang mudah dipahami dan menyenangkan.

Kesimpulan 🌱

Kegiatan BBOT bersama Bunda Gigih membuktikan bahwa edukasi kesehatan bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan. Kakak shalih-shalihah kelas 3B tidak hanya mendapat pengetahuan baru, tetapi juga belajar rasa syukur dan tanggung jawab menjaga tubuh sebagai amanah dari Allah SWT.

Semoga kegiatan ini membawa manfaat dan terus menginspirasi untuk menjaga panca indra kita sejak dini.*** (CM-MRT)