fbpx
Guru SD Islam Bintang Juara Bahas Disleksia & Growth Mindset di Kombel Telaga Ilmu

Guru SD Islam Bintang Juara Bahas Disleksia & Growth Mindset di Kombel Telaga Ilmu

Di SD Islam Bintang Juara, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembelajar sejati. Semangat inilah yang kembali terasa hangat pada Selasa, 7 Oktober 2025, saat Komunitas Belajar (Kombel) Telaga Ilmu kembali digelar di Ruang Perpustakaan & Laboratorium Komputer SD Islam Bintang Juara.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif:

  • Miss Nurul Azizah, S.Pd., wali kelas TK B dan guru Sentra Persiapan PAUD Islam Bintang Juara, serta
  • Bu Yayuk Fitriani, S.Pd., wali kelas 1A sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SD Islam Bintang Juara.

Keduanya membahas dua topik berbeda, namun saling berkaitan erat—tentang Disleksia dan Growth Mindset.

Sesi Pertama: Mengenal Disleksia Lebih Dekat

Kelas dimulai dengan paparan dari Miss Nurul, yang saat ini tengah menempuh pelatihan Indonesia Dyslexia Specialist (IDS) Teacher. Dengan penuh semangat, beliau mengajak rekan-rekan guru untuk memahami bahwa tidak semua anak yang lambat membaca atau menulis berarti tidak cerdas.

Disleksia bukan soal kecerdasan, tapi soal cara otak memproses bahasa,” tutur Miss Nurul.

Dalam penjelasannya, Miss Nurul membedakan dua jenis kesulitan belajar:

  • Kesulitan belajar umum – biasanya terkait kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan memengaruhi banyak area otak.
  • Kesulitan belajar spesifik – di mana potensi kecerdasan anak normal, namun ada gangguan pada area otak yang memproses bahasa.

Nah, disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik ini.

Anak dengan disleksia mengalami hambatan dalam membaca, menulis, dan mengeja karena adanya defisit pada komponen fonologis. Kadang huruf tertukar, kata terbalik, atau tulisan hilang sebagian—bukan karena malas, melainkan karena proses otak yang berbeda.

Disleksia itu neurologis dan sering kali bersifat genetik. Tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat,” jelas Miss Nurul.

Beliau juga memaparkan karakteristik umum disleksia, di antaranya:

  • Mudah lupa dan kehilangan barang (short term memory rendah),
  • Sulit mengingat urutan hari, huruf, atau angka,
  • Koordinasi gerak kurang baik (mudah menabrak benda),
  • Kesulitan memahami rima atau kata yang mirip bunyi.

Tak jarang, anak disleksia juga memiliki komorbid, seperti disgrafia (kesulitan menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), atau anxiety disorder (kecemasan).

Miss Nurul menutup materinya dengan pesan menyentuh:

“Jika kita bertemu anak dengan tanda-tanda disleksia, jangan langsung menilai mereka ‘lamban’. Bisa jadi, mereka hanya butuh cara belajar yang berbeda—dan guru yang lebih sabar memahami.”

Sesi Kedua: Bertumbuh Bersama Growth Mindset

Setelah menyelami dunia disleksia, giliran Bu Yayuk Fitriani berbagi inspirasi tentang pentingnya memiliki Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset).

Ia mengajak rekan-rekan guru untuk merefleksikan:

Apakah kita sudah percaya bahwa kemampuan bisa berkembang, atau masih terjebak pada mindset ‘sudah dari sananya’?”

Menurutnya, guru dengan growth mindset akan terus mencari cara agar siswanya bisa berhasil, meski dengan tantangan yang berbeda-beda.
Guru seperti ini melihat kesalahan bukan sebagai kegagalan, melainkan kesempatan untuk belajar.

Dengan growth mindset, kita belajar untuk tidak membandingkan anak, tapi memfasilitasi agar tiap anak menemukan cara belajarnya sendiri,” tambahnya.

Materi ini menjadi pelengkap sempurna setelah sesi disleksia, karena keduanya mengajak guru untuk berempati, reflektif, dan adaptif terhadap kebutuhan setiap anak.

Kombel Telaga Ilmu: Ruang Bertumbuh untuk Para Pendidik

Kegiatan hari itu bukan sekadar berbagi teori. Ada tawa, diskusi, bahkan momen haru saat guru-guru menyadari bahwa memahami anak berarti juga menumbuhkan diri sendiri.

Bunda Vivi Psikolog dan Bu Ni’mah yang hadir pada kesempatan tersebut juga menambahkan wejangan dan informasi terkait materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Hal tersebut semakin mengobarkan nyala semangat di hati kecil para guru.

Dari ruang perpustakaan dan laboratorium komputer sore itu, lahir semangat besar:

menjadi pendidik yang berempati, terus belajar, dan tak berhenti bertumbuh.

SD Islam Bintang Juara membuktikan, bahwa pendidikan sejati dimulai dari guru yang tak pernah berhenti belajar.***(CM-MRT)

Detektif Cilik: Misi Rahasia Anak Hebat di Rumah, Serunya Belajar PKn di Kelas 2A

Detektif Cilik: Misi Rahasia Anak Hebat di Rumah, Serunya Belajar PKn di Kelas 2A

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kerap dianggap mata pelajaran yang penuh teori dan hafalan. Namun, siapa bilang PKn harus selalu membosankan? Di kelas 2A SD Islam Bintang Juara, Bu Fia membuktikan sebaliknya.

Pada sebuah hari yang penuh semangat, Bu Fia mengajak kakak shalih-shalihah mengikuti game istimewa berjudul “Detektif Cilik: Misi Rahasia Anak Hebat di Rumah.” Tema pelajaran kali ini adalah aturan di rumah, tapi cara penyampaiannya sungguh tak biasa—penuh teka-teki, petualangan, dan kerja sama tim.

Jadi Detektif Sehari

Pelajaran dimulai dengan Bu Fia yang berperan layaknya komandan misi. Anak-anak diminta membayangkan diri mereka sebagai detektif cilik yang sedang menjalankan misi rahasia. Mata anak-anak pun berbinar, siap menerima tantangan.

Mereka dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok menerima kartu bertuliskan “Temukan Aku.” Di balik kartu itu tersimpan petunjuk untuk mencari kotak rahasia yang sudah disembunyikan Bu Fia di berbagai sudut sekolah, mulai dari kelas 4 hingga perpustakaan.

“Siapakah detektif cilik paling sigap hari ini?” tantang Bu Fia dengan penuh semangat.

Berburu Kotak Rahasia

Setiap kelompok berlari penuh antusias, menyusuri jejak petunjuk. Ada yang mencoba menebak, ada yang membaca ulang instruksi dengan seksama, ada pula yang langsung bergegas ke tempat yang dicurigai.

Tawa riang dan teriakan kecil penuh kegembiraan terdengar di sepanjang koridor. Dan akhirnya, satu per satu kelompok berhasil menemukan kotak rahasia mereka masing-masing.

Namun, petualangan tak berhenti di situ. Kotak tersebut ternyata berisi tantangan berupa studi kasus seputar aturan di rumah. Ada soal tentang berbagi mainan dengan adik, mengatur waktu belajar, hingga bagaimana bersikap ketika diminta membantu orang tua.

Presentasi ala Detektif Hebat

Setelah berhasil memecahkan tantangan, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas.

Seru sekali melihat anak-anak saling berbagi pendapat, mencoba memberi solusi, dan menyampaikan alasan mereka dengan percaya diri. Ada yang menyampaikan dengan gaya tegas, ada pula yang penuh canda tapi tetap bermakna.

Kegiatan ini bukan hanya soal menemukan kotak, tapi juga melatih anak-anak berpikir kritis, berani berbicara di depan umum, serta memahami nilai penting aturan di rumah.

Belajar Jadi Anak Hebat di Rumah

Di akhir kegiatan, Bu Fia menegaskan bahwa aturan di rumah bukanlah sekadar batasan, tetapi panduan agar hidup lebih tertib, harmonis, dan penuh kasih sayang. Menjadi anak hebat berarti bisa menaati aturan, menghargai keluarga, dan bertanggung jawab atas sikap sehari-hari.

Anak-anak pun tampak lebih memahami makna aturan dengan cara yang menyenangkan. Mereka tidak merasa digurui, melainkan merasakannya langsung melalui permainan dan kerja sama tim.

Manfaat Belajar Lewat Detektif Cilik

Kegiatan Detektif Cilik: Misi Rahasia Anak Hebat di Rumah membawa banyak manfaat, antara lain:

  • Anak belajar tentang aturan rumah dengan cara kreatif dan bermakna.
  • Melatih kemampuan problem solving lewat studi kasus.
  • Meningkatkan kerja sama tim dan komunikasi.
  • Menumbuhkan rasa percaya diri saat presentasi.
  • Membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab sejak dini.

Dengan pendekatan seperti ini, SD Islam Bintang Juara terus membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus kaku. Justru, dengan kreativitas guru, setiap pelajaran bisa menjadi pengalaman berharga yang menyenangkan.***(CM-MRT)

Studi Tiru PKBM Generasi Juara ke SD Islam Bintang Juara Jadi Inspirasi Kolaborasi Pendidikan

Studi Tiru PKBM Generasi Juara ke SD Islam Bintang Juara Jadi Inspirasi Kolaborasi Pendidikan

Selasa, 16 September 2025 menjadi hari penuh makna di SD Islam Bintang Juara. Pagi itu, sekolah kedatangan tamu istimewa dari PKBM Generasi Juara Depok. Meski jumlah peserta studi tiru hanya empat orang, semangat mereka dalam belajar dan berbagi pengalaman terasa begitu hangat dan penuh antusias.

Sambutan Hangat di SD Islam Bintang Juara

Begitu memasuki lingkungan sekolah, rombongan PKBM Generasi Juara disambut ramah oleh pihak SD Islam Bintang Juara. Suasana kekeluargaan langsung terasa, menandakan bahwa pendidikan sejatinya bukan hanya milik satu lembaga, melainkan urusan bersama yang perlu saling menguatkan.

Dalam sesi perkenalan, pihak SD Islam Bintang Juara menyampaikan bahwa sekolah terbuka lebar untuk bekerjasama dengan berbagai pihak—baik sekolah, komunitas, maupun lembaga pendidikan lain. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Mengamati Sistem & Praktik Pembelajaran

Selama studi tiru, peserta dari PKBM Generasi Juara diajak melihat langsung berbagai praktik pembelajaran yang diterapkan di SD Islam Bintang Juara. Dari cara guru mendampingi siswa, metode kreatif dalam mengajar, hingga program-program unggulan yang berfokus pada pembentukan karakter dan kompetensi anak.

Peserta studi tiru tampak aktif bertanya, mencatat, bahkan berdiskusi ringan dengan guru-guru. Ada rasa ingin tahu yang besar—bagaimana SD Islam Bintang Juara bisa menjaga keseimbangan antara aspek akademik, pengasuhan, dan nilai-nilai islami dalam satu ekosistem pendidikan yang menyenangkan.

Pendidikan & Pengasuhan adalah Urusan Bersama

Salah satu pesan penting yang terus digaungkan dalam kegiatan ini adalah bahwa pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Orang tua, sekolah, komunitas, hingga lembaga pendidikan alternatif seperti PKBM, semuanya punya peran untuk saling melengkapi.

Dengan semangat ini, studi tiru bukan sekadar ajang mencontoh. Lebih dari itu, ia menjadi ruang dialog untuk saling berbagi inspirasi, mencari solusi, dan merumuskan langkah nyata agar pendidikan anak-anak Indonesia semakin berkualitas.

Studi Tiru PKBM Generasi Juara: Ruang Kolaborasi yang Terbuka

SD Islam Bintang Juara menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. Sebab, semakin banyak yang bergerak bersama, semakin besar pula dampak positif yang bisa dihasilkan.

Kehadiran PKBM Generasi Juara menjadi bukti bahwa sinergi antar lembaga pendidikan adalah keniscayaan di era sekarang. Tidak ada lagi sekat yang membatasi—yang ada adalah semangat saling mendukung demi lahirnya generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Harapan untuk Masa Depan Pendidikan

Studi tiru ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama. Pihak PKBM Generasi Juara menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada SD Islam Bintang Juara atas ilmu, inspirasi, dan sambutan hangat yang diberikan.

Sementara itu, SD Islam Bintang Juara juga menyampaikan harapan besar agar kegiatan semacam ini terus dilakukan. Dengan begitu, nilai-nilai pendidikan dan pengasuhan dapat terus diperkaya, diperluas, dan dipraktikkan bersama, demi masa depan generasi penerus bangsa.

Penutup

Tuntas melaksanakan studi tiru di SD, insyaAllah esok hari akan diagendakan kegiatan yang sama ke PAUD Islam Bintang Juara. Studi tiru PKBM Generasi Juara di SD Islam Bintang Juara bukan hanya tentang melihat dan meniru. Ia adalah pertemuan dua lembaga pendidikan yang sama-sama ingin belajar dan berkembang, demi menguatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Karena pada akhirnya, pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah atau orang tua saja. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dan selama kita terus berjalan bergandengan tangan, insyaAllah masa depan anak-anak Indonesia akan semakin cerah.***(CM-MRT)

6 Hari Pelatihan Intensif: Kepala & Guru SD Islam Bintang Juara Dalami Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang

6 Hari Pelatihan Intensif: Kepala & Guru SD Islam Bintang Juara Dalami Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang

Akhir Agustus hingga awal September 2025 menjadi momen penting bagi SD Islam Bintang Juara. Selama enam hari, 30 Agustus – 4 September 2025, tiga perwakilan sekolah mengikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang. Mereka adalah Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr. (Kepala Sekolah), Bu Yayuk Fitriani, S.Pd. (Guru Kelas 1A sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum), dan Bu Aliffia Indah Fitriana, S.Pd. (Guru Kelas 6).

Meski datang dari satu sekolah, perjalanan belajar mereka tidaklah sama. Antara kepala sekolah dan guru ditempatkan di kelas pelatihan yang berbeda, sesuai dengan peran dan kebutuhan masing-masing.

Pelatihan Kepala Sekolah: Growth Mindset & Rencana Tindak Lanjut

Bagi Bu Ni’mah, pelatihan ini menjadi ruang refleksi yang kaya. Materi yang disajikan banyak menyoroti growth mindset, kepemimpinan yang memberdayakan, hingga diskusi mendalam tentang esensi Pembelajaran Mendalam.

Tidak hanya mendengarkan, setiap peserta kepala sekolah juga ditantang untuk mengikuti pretest dan posttest sebagai alat ukur peningkatan pemahaman. Di akhir sesi, mereka diwajibkan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan menjadi panduan praktis dalam membawa semangat pembelajaran mendalam ke sekolah masing-masing.

Pelatihan Guru: Microteaching & Praktik Nyata

Sementara itu, Bu Yayuk dan Bu Fia berada di ruang berbeda bersama guru-guru lain dari berbagai sekolah. Di bawah bimbingan fasilitator Ibu Luluk Elyana (Rektor Unisvet Semarang) dan Bapak Tukijo (Guru SMP 17 Semarang), mereka menyelami bagaimana menerapkan Pembelajaran Mendalam di kelas masing-masing.

Bimbingan dari Ibu Luluk dan Bapak Tukijo menjadi warna tersendiri dalam pelatihan ini. Ibu Luluk menekankan pentingnya pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Sementara Bapak Tukijo banyak berbagi praktik langsung dan pengalaman nyata di lapangan.

Salah satu momen yang paling membanggakan, Bu Yayuk terpilih untuk mempraktikkan microteaching di hadapan peserta lain. Dengan penuh semangat, ia mengajar kelas 5 tentang eksperimen sifat-sifat cahaya. Sementara itu, Bu Fia menunjukkan kepiawaiannya mengajar kelas 2 tentang aturan di rumah.

Kedua praktik tersebut bukan sekadar simulasi. Melalui rekaman video, hasil pembelajaran akan dievaluasi dan menjadi bagian penting dari kelanjutan program.

Hasil Akhir: Video Praktik & Agenda OJT

Enam hari pelatihan ditutup dengan karya nyata: video praktik pembelajaran mendalam. Video ini bukan sekadar dokumentasi, tetapi juga media refleksi dan evaluasi.

Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Masih ada On Job Training (OJT) yang menanti:

  • OJT 1 → Mengevaluasi video praktik pembelajaran mendalam yang telah dibuat oleh masing-masing guru.
  • OJT 2 → Melihat praktik langsung di sekolah lain yang sudah menerapkan pembelajaran mendalam, lalu melakukan evaluasi bersama.

Dua tahap lanjutan ini menjadi bukti bahwa pelatihan bukan hanya berhenti di kelas, tetapi berlanjut ke implementasi nyata di sekolah.

Transformasi untuk Pendidikan Lebih Bermakna

Pelatihan ini sejalan dengan semangat SD Islam Bintang Juara dalam menghadirkan pendidikan yang tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga membangun karakter, kesadaran, dan makna belajar.

Dengan adanya sinergi antara kepala sekolah dan guru, hasil pelatihan ini diharapkan mampu menyelaraskan visi sekolah dengan kebutuhan nyata di ruang kelas.

Pembelajaran mendalam sebenarnya bukanlah metode baru yang diterapkan di SD Islam Bintang Juara. Jauh sebelum metode ini digaungkan pemerintah, sekolah ini telah menerapkan nilai-nilai dalam metode ini,” ungkap Bu Ni’mah dengan penuh keyakinan.

Penutup

Enam hari di Universitas Ivet Semarang menjadi pengalaman berharga yang akan terus dikenang. Bu Ni’mah, Bu Yayuk, dan Bu Fia pulang bukan hanya membawa materi, tapi juga semangat baru untuk menjadikan SD Islam Bintang Juara sebagai sekolah yang terus berkembang dalam menghadirkan pembelajaran yang joyful, mindful, dan meaningful.

Melalui pelatihan, praktik nyata, hingga OJT, langkah kecil ini diharapkan menjadi bagian dari transformasi besar dalam dunia pendidikan Indonesia.*** (CM-MRT)

SD Islam Bintang Juara Membuka Jendela Lebih Lebar untuk Pendidikan Inklusif

SD Islam Bintang Juara Membuka Jendela Lebih Lebar untuk Pendidikan Inklusif

Tanggal 18–21 Agustus 2025 menjadi momen penting bagi dunia pendidikan di Kota Semarang. Di Hotel Candi Indah, para kepala sekolah dan guru berkumpul untuk mengikuti Pelatihan Pendidikan Inklusi, sebuah kegiatan yang berfokus pada bagaimana sekolah dapat menghadirkan pembelajaran yang ramah, adil, dan mendukung semua anak tanpa terkecuali.

Salah satu peserta yang hadir adalah Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr., Kepala SD Islam Bintang Juara. Dengan penuh semangat, beliau mengikuti setiap sesi yang membahas mulai dari konsep dasar pendidikan inklusi hingga praktik manajemen sekolah inklusi yang nyata.

Dari Konsep Hingga Implementasi

Pelatihan ini tidak hanya membicarakan teori, tetapi juga menekankan pada implementasi pendidikan inklusi di sekolah dasar. Para peserta diajak memahami:

  • Kurikulum inklusi – bagaimana kurikulum bisa disesuaikan untuk semua anak.
  • Deteksi dini – mengenali sejak awal potensi dan hambatan yang dimiliki peserta didik.
  • Macam PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) – termasuk anak dengan hambatan belajar, gangguan emosi, hingga anak dengan kecerdasan istimewa.
  • Manajemen sekolah inklusi – strategi agar seluruh sistem sekolah mampu mendukung keberagaman anak.

Melalui sesi ini, Bu Ni’mah juga berbagi terkait penerapan pendidikan inklusif di SD Islam Bintang Juara. Bahwasanya pendidikan inklusi bukan hanya soal menerima siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga membangun ekosistem sekolah yang mampu memberikan kesempatan terbaik bagi setiap anak untuk tumbuh dan berkembang.

Pentingnya Manajemen Emosi Guru

Salah satu materi yang tak kalah menarik adalah tentang manajemen emosi dan kesehatan mental guru. Karena dalam praktiknya, pendidikan inklusi menuntut kesabaran dan kesiapan emosional lebih. Guru perlu memahami bahwa menghadapi anak dengan kebutuhan beragam bukanlah tantangan semata, tetapi juga kesempatan untuk belajar kembali menjadi pendidik sejati.

Bu Ni’mah mengaku, sesi ini membuka mata bahwa guru juga manusia yang perlu menjaga kesehatan mentalnya. Dengan emosi yang stabil, guru bisa menjadi teladan sekaligus pendamping terbaik bagi peserta didik.

Refleksi dan Harapan untuk Sekolah

Empat hari penuh pembelajaran ini menjadi bekal berharga untuk SD Islam Bintang Juara. Bu Ni’mah menyampaikan bahwa setelah pelatihan ini, sekolah akan terus berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip inklusi dalam pembelajaran.

Pendidikan inklusi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Setiap anak berhak mendapatkan ruang untuk belajar sesuai potensinya,” ujar beliau penuh keyakinan.

Menyongsong Sekolah Ramah untuk Semua

Pelatihan inklusi di Hotel Candi Indah menjadi momentum berharga. Dari teori, praktik, hingga refleksi, semua menyatu dalam satu tujuan: mewujudkan sekolah yang ramah untuk semua anak.

SD Islam Bintang Juara kini melangkah lebih mantap untuk menjadi bagian dari gerakan sekolah inklusi di Kota Semarang. Dengan dukungan kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, cita-cita menghadirkan pendidikan yang adil dan bermakna untuk setiap anak bukan lagi sekadar mimpi—tetapi sedang diwujudkan bersama.*** (CM-MRT)

Pecah Banget! Semangat Kemerdekaan Guru dan Karyawan di Festival HUT ke-80 Republik Indonesia

Pecah Banget! Semangat Kemerdekaan Guru dan Karyawan di Festival HUT ke-80 Republik Indonesia

Semarak HUT ke-80 Republik Indonesia di SD Islam Bintang Juara tidak hanya dirayakan oleh kakak shalih-shalihah, tapi juga oleh para guru dan PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan). Kali ini, giliran mereka yang turun langsung ke lapangan, ikut larut dalam keseruan Festival Kemerdekaan yang penuh tawa, semangat juang, dan rasa kebersamaan.

Momentum ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan bisa dimaknai dengan cara yang menyenangkan, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar PTK di lingkungan sekolah.

Badminton hingga Baju Balon: Ketangkasan dan Keceriaan 🏸🎈

Festival badminton jadi ajang unjuk ketangkasan. Dengan pukulan-pukulan penuh semangat, suasana pertandingan berlangsung sengit tapi tetap penuh tawa.

Lalu datanglah momen yang membuat semua orang gemas: festival baju balon. Guru-guru saling berhadapan. Mereka bergerak cepat untuk mengenakan baju. Dari posisi masih terlipat, hingga harus memastikan kancing baju telah terkancingkan satu per satu.

Namun keseruan tak berhenti di situ. Sembari mengenakan baju, para peserta harus memastikan balon tidak menyentuh lantai. Ada yang menggunakan tangan, kaki hingga kepalanya untuk memastikan balon tetap melayang di udara. Tak sedikit yang kemudian terengah-engah mengejar balon, yang membuat gerakan mereka jadi lucu dan mengundang gelak tawa tanpa henti.

Voli Air: Pecah dengan Tawa dan Cipratan 💦🏐

Gelak tawa dan teriakan dukungan pecah saat festival voli air dimulai. Lapangan yang basah, bola yang terbuat dari kantong plastik diisi air terpantul dari satu sarung ke sarung kelompok lain. Tak jarang, kantongnya pecah sehingga cipratan air mengenai semua peserta, membuat suasana jadi benar-benar “pecah”.

Di momen ini, semua sekat antara guru dan staf hilang, berganti dengan kebersamaan dan tawa lepas.

Festival Futsal: Heboh dan Penuh Sorakan ⚽🔥

Puncak keseruan datang saat festival futsal digelar di Stadion Merdeka. Guru dan staf SD Islam Bintang Juara saling beradu strategi, berlari penuh semangat mengejar bola, dan tentu saja menampilkan gaya-gaya kocak yang membuat penonton terpingkal.

Lebih dari sekadar pertandingan, futsal kali ini mengajarkan bahwa kerja sama dan sportivitas adalah kunci kemenangan sejati.

Semangat Juang yang Menular

Kebersamaan guru dan PTK dalam Festival Kemerdekaan ini bukan hanya tentang olahraga atau permainan semata. Lebih dari itu, kegiatan ini meneguhkan kembali semangat juang, kebersamaan, dan kekompakan keluarga besar SD Islam Bintang Juara.

✨ “Kemerdekaan sejati adalah ketika kita bisa merayakannya dengan penuh tawa, sportivitas, dan rasa persaudaraan yang hangat.” ✨

Dengan semangat ini, SD Islam Bintang Juara terus melangkah maju, menghadirkan pendidikan berkualitas dan lingkungan belajar yang penuh kehangatan bagi seluruh warga sekolah.*** (CM-MRT)