fbpx

Ayah Bunda, pada hari Rabu, 23 Agustus 2023, beberapa kakak shalih-shalihah mewakili SD Islam Bintang Juara untuk berkompetisi pada lomba MAPSI (Mata Pelajaran Agama Islam dan Seni Islami) sekecamatan Gunung Pati. Terima kasih tak terhingga kepada Ayah Bunda yang telah membantu mempersiapkan anak untuk berkompetisi dengan usaha terbaiknya.

Mungkin sebagian besar Ayah Bunda bertanya-tanya mengapa sekarang SD Islam Bintang Juara rajin mengikuti beragam perlombaan. Sebenarnya prinsip SD Islam Bintang Juara masih tetap sama kok, Ayah Bunda, bahwasanya kakak shalih-shalihah lebih baik dikenalkan dengan sistem kolaborasi dibandingkan kompetisi.

Akan tetapi dalam situasi tertentu, baik berkompetisi ataupun berkolaborasi ternyata memiliki manfaatnya masing-masing, tergantung pada konteks dan tujuan spesifiknya. Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk masing-masing pilihan.

Melalui kegiatan yang membutuhkan kolaborasi, kakak shalih-shalihah dapat belajar untuk;

  • Menggabungkan Keterampilan: Kolaborasi memungkinkan kakak shalih-shalihah dengan keterampilan yang berbeda untuk bekerja bersama dan menggabungkan keahlian mereka. Ini dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik dan komprehensif.
  • Mengatasi Tantangan Kompleks: Masalah dan tantangan yang sangat kompleks seringkali lebih baik diatasi melalui kolaborasi daripada kompetisi. Ini karena masalah tersebut mungkin melibatkan berbagai faktor yang memerlukan kerjasama.
  • Membangun Hubungan: Kolaborasi memungkinkan kakak shalih-shalihah untuk membangun hubungan yang kuat dengan orang lain. Ini adalah pendekatan yang baik dalam konteks kerja sama tim dan kehidupan sosial.
  • Mencapai Tujuan Bersama: Kolaborasi dapat membantu kakak shalih-shalihah mencapai tujuan bersama yang lebih besar daripada yang dapat dicapai secara individu. Ini berlaku dalam berbagai konteks, seperti proyek kelas atau kegiatan sosial.
  • Mengatasi Perselisihan: Kolaborasi dapat membantu mengatasi perselisihan dan konflik dengan menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak.

berkompetisi vs berkolaborasi

Sementara itu, di sisi lain mengikuti kompetisi juga bisa memiliki manfaat sebagai berikut:

  • Mendorong Peningkatan Diri Sendiri: Kompetisi dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan diri sendiri. Ketika kakak shalih-shalihah bersaing, mereka cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan tertentu dan meningkatkan prestasi mereka.
  • Mengukur Kemampuan: Kompetisi dapat membantu kakak shalih-shalihah mengukur kemampuan dan prestasinya dibandingkan dengan teman atau siswa dari sekolah lain. Ini dapat memberikan umpan balik yang berharga tentang sejauh mana kakak shalih-shalihah telah mencapai tujuan mereka.
  • Menginspirasi Inovasi: Persaingan sering kali mendorong inovasi. Ketika kakak shalih-shalihah bersaing untuk menjadi yang terbaik, ini dapat memicu hadirnya solusi ataupun ide-ide baru.
  • Merangsang Kreativitas: Kompetisi dapat merangsang kreativitas dalam menemukan cara-cara baru untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah.

Tentunya penting untuk memahami bahwa dalam banyak situasi, baik berkompetisi maupun berkolaborasi bisa menjadi pendekatan yang efektif, dan keterampilan untuk beradaptasi dengan konteks yang berbeda sangat penting. Misalnya, dalam kegiatan di sekolah, contohnya menghias kelas, berkolaborasi dengan teman sekelas adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

Apabila tujuannya untuk mengukur kemampuan kakak shalih-shalihah, serta memberikan pengalaman dan mengenalkan kakak shalih-shalihah pada kemampuan siswa dari sekolah lain, mengikutkan mereka ke dalam berbagai kompetisi bisa dipertimbangkan. Oleh karena itu, pilihan antara berkompetisi atau berkolaborasi harus didasarkan pada analisis situasional dan tujuan spesifik yang ingin dicapai.

Jalan tengahnya, kakak shalih-shalihah bisa diajak untuk mengikuti kompetisi yang sifatnya kolaborasi. Misal, kompetisi Jumbara, Jambore ataupun kompetisi MAPSI cabang rebana yang mengharuskan kakak shalih-shalihah berkelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Namun tidak menutup kemungkinan kakak shalih-shalihah dikirim untuk mengikuti kompetisi perorangan dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri, menguatkan mental dan menumbuhkan keberanian. Ada kalanya kakak shalih-shalihah menampilkan yang terbaik saat latihan di sekolah bersama para guru, tetapi pada saat tampil kakak shalih-shalihah merasa grogi dan belum menunjukkan penampilan terbaik.

Oleh karenanya, berkompetisi bisa melatih kakak shalih-shalihah untuk mengatasi grogi, takut dan ketidaknyamanan yang muncul sebelum tampil. Lalu sebenarnya, kapankah kakak shalih-shalihah siap diikutkan kompetisi?

Kapankah Kakak Shalih-shalihah Siap Diajak Berkompetisi?

Kapan anak siap untuk berkompetisi dapat bervariasi tergantung pada anak itu sendiri, minat mereka, dan tingkat perkembangan mereka. Tidak ada batasan usia yang pasti, karena setiap anak memiliki tingkat kematangan dan minat yang berbeda.

Namun, beberapa faktor yang dapat membantu menentukan kapan seorang anak mungkin siap untuk berkompetisi meliputi:

  • Minat dan Motivasi: Kakak shalih-shalihah harus menunjukkan minat dan motivasi untuk berkompetisi. Mereka harus benar-benar ingin mengikuti kompetisi dalam bidang tertentu, seperti olahraga, seni, matematika, atau lainnya.
  • Keterampilan dan Kemampuan: Kakak shalih-shalihah harus memiliki dasar keterampilan atau kemampuan dalam bidang kompetisi yang mereka pilih. Ini termasuk keterampilan fisik, keterampilan kognitif, atau keterampilan artistik, tergantung pada jenis kompetisi.
  • Kesiapan Emosional: Kesiapan emosional sangat penting. Kakak shalih-shalihah harus mampu menghadapi tantangan, kegagalan, dan tekanan kompetisi tanpa terlalu stres atau tertekan. Mereka juga perlu memahami konsep menang dan kalah.
  • Pemahaman Aturan dan Etika: Kakak shalih-shalihah harus memiliki pemahaman dasar tentang aturan dan etika yang berlaku dalam kompetisi. Mereka perlu tahu bagaimana berperilaku dengan sportif dan hormat terhadap lawan.
  • Kesehatan Fisik dan Mental: Hal yang tak kalah penting, kakak shalih-shalihah harus dalam keadaan kesehatan fisik dan mental yang baik. Mereka harus memiliki energi yang cukup dan kekuatan mental untuk menghadapi tuntutan kompetisi.

kapankah anak siap berkompetisi

Ayah Bunda perlu tahu bahwa tidak semua anak tertarik atau siap untuk berkompetisi, dan itu sepenuhnya wajar. Penting untuk mendengarkan keinginan dan minat kakak shalih-shalihah serta memberikan mereka kebebasan untuk mengejar minat mereka sendiri.

Sebagai guru dan orang tua, tentulah kurang bijak apabila kita memaksakan anak untuk berkompetisi jika mereka tidak ingin melakukannya. Pilihan ini harus didasarkan pada minat dan kesiapan mereka, bukan keinginan orang tua ataupun guru.

11 Cara Mempersiapkan Anak untuk Berkompetisi

Nah, sekarang Ayah Bunda sudah tahu kan manfaat kompetisi dan kapan waktu yang tepat untuk mengikutkan anak pada kompetisi, sekarang saatnya mencari tahu langkah terbaik untuk mempersiapkan anak berkompetisi.

Persiapan anak untuk berkompetisi dapat menjadi pengalaman yang positif dan berharga jika dilakukan dengan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Ayah Bunda ambil untuk mempersiapkan kakak shalih-shalihah sebelum mengikuti kompetisi:

mempersiapkan anak berkompetisi

1. Kenali Minat dan Bakat Anak

Identifikasi minat dan bakat khusus kakak shalih-shalihah. Bidang apa saja yang mereka sukai? Apakah mereka memiliki minat dalam olahraga, seni, matematika, atau bidang lainnya? Memahami minat mereka adalah langkah pertama dalam mempersiapkan mereka untuk berkompetisi.

2. Beri Dukungan Emosional

Pastikan kakak shalih-shalihah merasa didukung secara emosional. Jangan memaksa mereka untuk berkompetisi jika mereka tidak ingin melakukannya. Diskusikan kepentingan mereka dan apakah mereka ingin berpartisipasi.

3. Temukan Pelatih atau Mentor

Jika kakak shalih-shalihah tertarik pada kompetisi tertentu, temukan pelatih atau mentor yang berpengalaman di bidang tersebut. Pelatih dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan dan memberikan panduan yang diperlukan. Di sekolah, kakak shalih-shalihah biasanya akan didampingi dan dilatih oleh guru yang memiliki minat dan kemampuan sesuai dengan kompetisi yang akan diikuti.

4. Latihan dan Persiapan Rutin

Bantu kakak shalih-shalihah merencanakan jadwal latihan yang konsisten. Latihan rutin membantu mereka membangun keterampilan, meningkatkan kepercayaan diri, dan siap berkompetisi.

5. Pemahaman Tentang Aturan dan Etika

Ajarkan kakak shalih-shalihah tentang aturan dan etika yang berlaku dalam kompetisi. Ini termasuk pemahaman tentang sportivitas, serta rasa hormat terhadap juri dan lawan.

6. Fokus pada Pembelajaran

Ajarkan kakak shalih-shalihah bahwa kompetisi bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi juga tentang pembelajaran. Bahkan jika mereka kalah, mereka tetap dapat mengambil pelajaran berharga dari pengalaman tersebut.

cara mempersiapkan anak berkompetisi

7. Percayakan Tanggung Jawab pada Anak

Berikan tanggung jawab pada kakak shalih-shalihah dalam persiapan mereka. Biarkan mereka mengatur jadwal latihan, mengambil inisiatif dalam mempersiapkan diri, dan mengatur tujuan pribadi.

8. Pemeliharaan Kesehatan Fisik dan Mental

Pastikan kakak shalih-shalihah menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Dukung pola tidur yang baik, asupan makanan seimbang, dan latihan fisik yang tepat.

9. Berikan Dukungan Moral

Tunjukkan dukungan dan dorongan kepada kakak shalih-shalihah. Apabila memungkinkan, Ayah Bunda bisa menghadiri kompetisi. Kalaupun tidak bisa hadir, setidaknya alirkan semangat kepada kakak shalih-shalihah sebelum mereka berangkat ke lokasi. Namun pastikan Ayah Bunda memberikan dukungan moral tanpa tekanan yang berlebihan.

10. Evaluasi Hasil dan Pembicaraan Setelah Kompetisi

Setelah kompetisi, luangkan waktu untuk mengevaluasi hasilnya bersama kakak shalih-shalihah. Diskusikan apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Ayah Bunda juga bisa mengajak kakak shalih-shalihah menceritakan penampilan peserta yang menurut mereka terbaik dan berkesan, serta apa yang bisa dipelajari dari penampilan tersebut. Pastikan Ayah Bunda mengajak diskusi dengan kalimat yang konstruktif dan positif.

11. Jaga Keseimbangan

Pastikan kakak shalih-shalihah menjaga keseimbangan antara kompetisi dan kehidupan sehari-hari. Mereka juga perlu waktu untuk bersantai, berkumpul dengan teman-teman, dan mengejar minat lain di luar kompetisi.

Hal yang perlu Ayah Bunda ingat bahwa kompetisi bukanlah segalanya. Tujuan utama mengikutkan kakak shalih-shalihah dalam kompetisi bukanlah meraih kemenangan. Namun fungsi dari mengikuti kompetisi adalah memberikan pengalaman positif dan pembelajaran kepada kakak shalih-shalihah.

Selalu prioritaskan kenyamanan dan perkembangan mereka di atas segalanya. Pastikan pula di sela-sela mempersiapkan anak untuk berkompetisi, pahamkan pada kakak shalih-shalihah bahwa “Setiap anak adalah bintang dan berhak menjadi juara.”***

Referensi:

  • https://www.rimbanews.com/pendidikan/pr-1607469564/mengapa-manusia-perlu-berkompetisi-dan-berkolaborasi-pembahasan-jawaban-alternatif
  • https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/05/13021551/haruskah-mengajarkan-kompetisi-pada-anak
  • http://beritadisdik.com/news/cerdas/kompetisi-versus-kolaborasi-
  • https://gaya.tempo.co/read/1118362/jangan-buru-buru-ajarkan-anak-berkompetisi-tilik-dulu-syaratnya
  • https://www.antaranews.com/berita/738627/jangan-tuntut-anak-berkompetisi-sejak-dini
  • https://www.halodoc.com/artikel/5-cara-mengajarkan-anak-untuk-berkompetisi-dengan-sehat
  • https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/persiapkan-anak-sebelum-ikut-lomba