fbpx

Kamis siang, 9 Oktober 2025, suasana di Perpustakaan SD Islam Bintang Juara terasa hangat dan penuh semangat. Deretan rak buku menjadi saksi dialog inspiratif antar pendidik dalam agenda Kombel (Komunitas Belajar) Telaga Ilmu, sebuah ruang tumbuh bersama yang secara rutin diadakan oleh para guru SD Islam Bintang Juara.

Hari itu, topik yang dibahas begitu menggugah: “Pembelajaran Mendalam”, sebuah pendekatan yang tidak hanya berbicara tentang apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana guru dan siswa belajar dengan kesadaran penuh dan hati yang gembira.

Dua narasumber utama hadir berbagi pengalaman dan pandangan, yaitu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr., Kepala SD Islam Bintang Juara, dan Aliffia Indah Fitriana, S.Pd., salah satu guru inspiratif yang juga aktif dalam inovasi pembelajaran.

Belajar untuk Memaknai, Bukan Sekadar Mengajar

Dalam pembukaannya, Bu Ni’mah menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam (deep learning) adalah tentang melibatkan hati dan pikiran secara utuh dalam proses belajar.

“Anak-anak belajar bukan sekadar mengingat, tapi memahami. Mereka harus merasakan bahwa apa yang dipelajari itu bermakna dalam hidup mereka,” ungkapnya lembut, tetapi tegas.

Ia juga menekankan nilai inti dari pembelajaran mendalam yang menjadi ruh pendidikan di SD Islam Bintang Juara, yaitu:

  • Berkesadaran — guru hadir sepenuhnya dalam proses belajar, menyadari potensi dan kebutuhan setiap anak.
  • Bermakna — setiap aktivitas pembelajaran menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata.
  • Menggembirakan — belajar harus membawa kebahagiaan, bukan tekanan.

Bu Fia: Saat Guru Belajar untuk Menumbuhkan

Sesi kemudian dilanjutkan oleh Bu Aliffia Indah Fitriana, S.Pd., yang berbagi praktik baik dalam menerapkan pembelajaran mendalam di kelas.
Ia menuturkan bagaimana guru bisa menumbuhkan rasa ingin tahu dan empati siswa melalui aktivitas reflektif.

“Kadang yang sederhana justru berdampak besar. Misalnya, memberi ruang anak untuk bercerita, membuat janji persahabatan, atau sekadar mendengarkan pendapat mereka dengan sungguh-sungguh.”

Bu Fia juga mengajak para guru untuk berani keluar dari pola lama dan mencoba hal-hal baru yang lebih bermakna. “Guru yang tumbuh akan melahirkan pembelajaran yang hidup,” ujarnya penuh semangat.

Dari Teori ke Aksi: Guru Mengembangkan Ide-Inovatif

Setelah sesi sharing, kegiatan berlanjut dengan praktik kolaboratif. Para guru dibagi ke dalam kelompok kecil untuk mengembangkan ide-ide baik yang bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Suasana perpustakaan pun berubah menjadi laboratorium ide — ramai, seru, dan penuh tawa.

Beberapa ide menarik lahir dari sesi ini, di antaranya:

  • “Janji Persahabatan”, sebagai bentuk latihan kesadaran sosial dan komitmen antar siswa.
  • Kegiatan inklusivitas, yang menumbuhkan empati antara anak reguler dan teman-teman ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
  • Pembelajaran berbasis pengalaman, agar anak belajar langsung melalui proyek dan praktik nyata.

Semua ide-ide hebat itu dituangkan dalam RPP yang telah mengaplikasikan pembelajaran mendalam. Selanjutnya, tiap kelompok mempresentasikan RPP yang telah disusun bersama-sama.

Dari setiap kelompok, muncul gagasan yang menggambarkan satu hal: bahwa guru SD Islam Bintang Juara tidak berhenti belajar untuk menciptakan ruang belajar yang bermakna bagi siswanya.

Menutup Hari dengan Refleksi dan Harapan

Menjelang sore, sesi Kombel ditutup dengan refleksi bersama. Para guru saling berbagi perasaan setelah mengikuti kegiatan — ada yang merasa tercerahkan, ada pula yang bersemangat untuk segera mencoba ide barunya di kelas.

Pembelajaran mendalam bukan hanya untuk murid, tapi juga untuk kita para guru,” ujar salah satu peserta sambil tersenyum. Kalimat itu menjadi penutup yang indah, seolah mengingatkan bahwa mendidik adalah perjalanan panjang untuk terus bertumbuh.

Guru SD Islam Bintang Juara: Terus Bertumbuh, Terus Belajar

Melalui kegiatan Kombel Telaga Ilmu, SD Islam Bintang Juara kembali menunjukkan komitmennya untuk membangun ekosistem pendidikan yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan — tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi para pendidiknya.

Guru-guru di sini bukan hanya pengajar, tapi juga pembelajar sejati, yang terus meningkatkan kualitas diri agar mampu mendampingi kakak shalih-shalihah tumbuh menjadi generasi cerdas, beradab, dan berjiwa pemimpin.*** (CM-MRT)