Selain kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional juga salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam perkembangan anak. Oleh karenanya penting bagi Ayah Bunda untuk mengajarkan cara mengelola emosi pada anak.
Sayangnya masih belum banyak orang tua yang menyadari pentingnya mengelola emosi. Bahkan tak sedikit orang tua yang hingga usia dewasa juga masih gagap mengelola emosinya sendiri.
Namun Bintang Juara yakin Ayah Bunda yang membaca artikel ini tentu sudah piawai ya dalam mengelola emosinya? Nah, kini saatnya untuk melatihkan hal tersebut kepada kakak shalih dan shalihah. Bagaimana ya caranya?
Contents
Cara Mengelola Emosi yang Bisa Dilatihkan Pada Anak
Bintang Juara telah merangkum lima cara mengelola emosi di bawah ini. Yuk lihat satu persatu, Ayah Bunda. Adakah yang sudah dilakukan di rumah?
1. Mengenalkan Ragam Emosi
Tentu saja hal yang mustahil bagi orang tua mengajarkan anak mengelola emosi ketika si anak belum mengenal apa itu emosi. Kalau Ayah Bunda sendiri apa yang diketahui tentang emosi?
Sebagian besar orang saat mendengar kata emosi biasanya dihubungkan dengan hal negatif. Padahal emosi tidak selalu marah lo. Bahagia, sedih, kecewa, marah, bingung adalah beberapa ragam emosi.
Anak sebaiknya mengenal beragam emosi ini. Dengan mengenal emosi, diharapkan kakak shalih dan shallihah akan lebih mudah belajar mengelolanya. Belajar mengenal emosi dari mana?
Pertama, saat anak masih bayi atau balita, Ayah Bunda bisa mencoba mengenalkan emosi dengan cara memberikan respon pada saat anak melakukan perilaku tertentu. Misalnya, “Oh, adik sedang kesal ya karena belum berhasil mengambil bolanya? Mau dibantu Bunda?”
Atau saat kakak shalih dan shalihah sedang tersenyum lebar sepulang sekolah, Ayah Bunda bisa merespon dengan, “Masya Allah, kakak bahagia sekali sore ini. Ada cerita spesial apa yang dibawa dari sekolah nih?”
Kedua, selain dengan menyebutkan nama-nama emosi saat merespon perilaku anak, Ayah Bunda juga bisa mengenalkan emosi melalui cerita. Sekarang sudah banyak buku-buku untuk mengenalkan emosi pada anak. Apakah Ayah Bunda membutuhkan rekomendasi buku terkait?
2. Mengajarkan Batasan Mengekspresikan Ragam Emosi
Setelah anak diajarkan mengenal ragam emosi, latih anak juga untuk mengekspresikannya dengan batasan tertentu. Misal, kakak shalih dan shalihah tertawa terbahak-bahak karena membaca sebuah cerita lucu, Ayah Bunda bisa merespon dengan, “Bahagia sekali membaca ceritanya. Lucu ya kak? Namun akan lebih baik jika tertawanya lebih santun. Tadi suara kakak keras sekali lo sampai Bunda di luar bisa mendengar.”
Contoh lainnya, apabila kakak shalih dan shalihah sedang mengambek dan menutup pintu dengan keras, Ayah Bunda bisa merespon dengan, “Kak, Ayah Bunda tahu kamu sedang marah, namun tetap tutup pintu dengan santun ya. Pintunya bisa rusak kalau kakak perlakukan seperti itu. Selain itu juga suaranya mengganggu orang lain lo.”
Tentu saja respon itu bisa diberikan saat anak sudah tenang ya, Ayah Bunda. Selain melalui respon terhadap perilaku anak, Ayah Bunda juga bisa menyampaikan batasan kepada kakak shalih dan shalihah melalui aturan yang jelas.
Contohnya: Marah dan sedih boleh, yang tidak boleh jika ekspresinya menyakiti diri sendiri dan orang lain, merusak barang, serta mengganggu orang lain.
3. Menerima Emosi Anak
Bagian lain dalam melatih anak mengelola emosi adalah mengajarkan kakak shalih dan shalihah menerima emosi yang hadir dalam diri. Merespon perilaku anak dengan tenang adalah salah satu caranya.
Apabila ayah dan bunda bisa menerima segala perilaku anak dengan tenang dan kepala dingin, kakak-kakak shalih dan shalihah juga secara tidak langsung belajar menerima gejolak emosi di dalam dirinya. Anak akan lebih percaya diri dengan ragam emosi yang diterimanya.
“Ooh ternyata boleh lo sedih, asalkan tidak menangis keras-keras.”
“Ooh ternyata marah itu wajar, selama tidak teriak-teriak dan membanting pintu.”
4. Melatih Anak untuk Tenang
Bukan hanya mengajarkan bagaimana mengekspresikan dan menerima emosi dengan tepat, Ayah Bunda juga bisa melatih kakak shalih dan shalihah cara menenangkan diri. Terutama saat emosi yang dirasakan adalah sedih, kecewa atau marah.
Ada kalanya anak mengalami tantrum, seperti teriak dan menangis berlebihan, bahkan ada pula yang sampai menyakiti badannya sendiri. Apabila anak bisa dipeluk, Ayah Bunda bisa memberikan pelukan untuk menenangkannya.
Namun apabila anak menolak dipeluk, Ayah Bunda bisa menyampaikan kepada kakak shalih dan shalihah seperti ini; “Bunda tahu kakak sedang kecewa. Silakan ekspresikan dulu rasa kecewa tersebut, ingat kan batasannya? Bunda beri waktu 5 menit ya? Setelah kakak tenang, baru kita ngobrol ya.”
Atau “Bunda mengerti kakak kecewa. Namun kakak tahu kan batasannya? Yuk, istighfar sambil olah nafas ya. Sudah tenang sekarang? Sudah bisa mengobrol?”
Dengan memberikan kesempatan anak untuk menenangkan diri, beristighfar dan berlatih olah nafas, Insya Allah kakak shalih dan shalihah bisa membiasakan cara ini secara perlahan-lahan. Jangan lupa juga untuk selalu memberikan pijakan kepada anak bahwasanya dibutuhkan ketenangan untuk menemukan solusi.
5. Memberikan Apresiasi
Bagian paling akhir yang tak kalah penting adalah memberikan apresiasi kepada kakak shalih dan shalihah saat telah berhasil mengelola emosinya. Apresiasi dari orang tua bisa membuat anak lebih percaya diri dalam mengekspresikan emosi dengan baik.
Manfaat Melatih Mengelola Emosi pada Anak
Dari kelima cara mengajarkan anak mengelola emosi di atas, mana nih yang sudah Ayah Bunda praktekkan di rumah? Apabila Ayah Bunda masih on – off dalam mempraktekkannya, tidak masalah.
Hal terpenting adalah keinginan untuk selalu mau mencoba dan melatihkannya setiap hari. Agar Ayah Bunda bisa lebih konsisten untuk melatih anak mengelola emosi, yuk cari tahu dulu manfaat mengelola emosi bagi anak.
1. Memahami Diri
Saat kakak shalih dan shalihah sudah berhasil mengelola emosi, artinya mereka sudah berhasil mengenal ragam emosi dengan baik. Dengan begitu, kakak shalih dan shalihah secara tidak langsung telah belajar memahami diri.
Diharapkan dengan anak bisa memahami dan mengenal dirinya, kakak shalih dan shalihah akan lebih mudah mengenal Rabb-nya. Tujuannya tentu saja agar lebih mudah diarahkan untuk melakukan amal sholih dan ibadah.
Hal tersebut sesuai dengan kata-kata mahsyur berikut. Beberapa ulama berpendapat kalimat ini adalah sabda Rasulullah SAW, tetapi sebagian meyakininya bukan hadits. Namun insya Allah di balik kalimat ini mengandung sebuah hikmah yang baik.
Siapa yang mengenal dirinya, akan mengenal Rabb-nya.
Setelah kakak shalih dan shalihah mengenal dirinya dan Rabb-nya, mereka akan belajar untuk mengenal dan memahami tujuan penciptaannya sesuai yang ada dalam Al Quran Adz-Dzariyat: 56;
Dan tidaklah Aku telah menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku.
2. Menumbuhkan Empati
Kakak shalih dan shalihah yang telah mampu mengelola emosi juga akan lebih mudah dalam menumbuhkan empati. Mereka akan lebih mudah menerima perbedaan yang ada di sekelilingnya, juga lebih mampu beradaptasi dengan beragam lingkungan.
3. Melatih Tanggung Jawab dan Mencari Solusi
Dengan belajar mengelola emosi, kakak shalih dan shalihah juga belajar bertanggungjawab atas perasaannya sendiri. Rasa kecewa dan marah bisa jadi disebabkan oleh perilaku atau perkataan orang lain, namun kakak shalih dan shalihah harus belajar memahami respon atas hal yang tidak baik tergantung pada diri sendiri.
Apabila kakak shalih dan shalihah telah mampu mengelola emosi, tentu saja mereka jadi lebih mudah tenang. Saat sudah tenang, mereka jadi akan lebih mudah menemukan solusi atas hal-hal yang tadinya membuat marah, kecewa ataupun sedih.
Jurnal Pagi, Cara Anak Belajar Mengekspresikan dan Mengelola Emosi
Ayah Bunda, kolaborasi antara sekolah dan orang tua sangat diperlukan dalam menumbuhkan kecerdasan emosional kakak shalih dan shalihah. Apabila di rumah, kakak shalih dan shalihah sudah diajak untuk melatih emosi sesuai dengan kelima cara di atas, di sekolah kakak shalih dan shalihah dilatih mengelola emosi, salah satunya dengan membangun habit jurnal pagi.
Jurnal pagi adalah sebuah kegiatan pembuka yang bisa ditemukan dalam pembelajaran dengan metode sentra. Bukan hanya di SD Islam Bintang Juara, sejak kakak shalih dan shalihah berkegiatan di PAUD Islam Bintang Juara, mereka juga sudah terbiasa melakukan jurnal pagi. Kegiatan ini sangat sederhana, tetapi memiliki manfaat yang luar biasa. Pada saat jurnal pagi, kakak shalih shalihah akan duduk melingkar. Sementara itu guru menyiapkan kertas kosong dan alat tulis/ gambar.
Setelah itu guru mempersilakan kakak shalih dan shalihah untuk mengambil kertas dan alat tulis/ gambar yang diperlukan. Anak kemudian dipersilakan untuk menuangkan isi pikiran dan perasaan, boleh dalam bentuk coretan, gambar ataupun dalam bentuk tulisan.
Saat anak masih di jenjang PAUD atau kelas 1-2 SD, biasanya mereka akan lebih banyak menuangkan isi pikiran dan perasaannya melalui bentuk coretan atau gambar. Namun saat kakak shalih dan shalihah sudah lancar menulis dan merangkai kata, mereka bisa melakukan jurnal pagi dengan menyusun cerita.
Mungkin saat Ayah Bunda melihat coretan atau gambar yang dibuat oleh kakak shalih dan shalihah pada saat jurnal pagi akan menganggapnya sebagai hal biasa. Namun seorang guru bisa mendapatkan banyak hal lo dari jurnal pagi yang dibuat oleh anak. Berikut ini hal-hal yang bisa dilihat oleh guru melalui coretan, gambar ataupun tulisan kakak shalihah pada jurnal pagi:
- Kesiapan kakak shalih dan shalihah memulai aktivitas di sekolah.
- Informasi perasaan anak saat tiba ke sekolah, apakah kakak sedang sedih, marah, bahagia, dsb.
- Masalah yang dihadapi oleh anak, misal apakah seorang anak terpapar gadget atau tayangan televisi.
Setelah membuat jurnal pagi, guru biasanya akan mempersilakan anak untuk menceritakan hasil coretan atau tulisannya. Saat anak bercerita, secara tidak langsung ia sedang belajar untuk mengekspresikan emosi. Guru akan memberikan respon dan pijakan yang tepat pada cerita kakak shalih dan shalihah.
Contoh respon yang diberikan oleh guru, seperti:
- Ada ide apa hari ini, kakak shalih?
- Oh kakak shalihah menggambar pelangi. Apakah akan menambahkan obyek lain pada gambar tersebut untuk melengkapi pelangi?
- Apa punya pengalaman tentang yang digambar?
- Dengan siapa saja kakak shalihah pergi ke tempat tersebut, bisa digambarkan objeknya pada jurnal pagi?
Dengan respon dan pijakan yang tepat, kakak shalih dan shalihah diharapkan sudah mampu mengelola emosinya sehingga siap melakukan aktivitas belajar di sekolah. Selain bermanfaat untuk mengelola emosi, jurnal pagi secara tidak langsung juga punya manfaat lain, seperti:
- Melatih motorik kasar pada tangan
- Melatih koordinasi otot motorik kasar – halus
- Mengembangkan kemampuan klasifikasi
- Mengembangkan kemampuan untuk fokus
- Meningkatkan kecerdasan bahasa
Nah, Ayah Bunda juga bisa lo mempraktekkan membuat jurnal di rumah bersama kakak shalih dan shalihah. Saat anak merasa sulit mengungkapkan perasaannya, berikan kertas dan alat tulis kepadanya dan biarkan anak meluapkannya pada kertas tersebut.
Setelah anak selesai menuangkan isi pikiran dan perasaan, jangan lupa Ayah Bunda mengajak kakak shalih dan shalihah berdialog tentang jurnal yang dibuatnya. Pada saat berdialog, Ayah Bunda bisa memberikan respon dan pijakan yang tepat untuk ceritanya.
Jika di sekolah jurnal dilakukan tiap pagi, Ayah Bunda bisa membiasakan kakak shalih dan shalihah membuat jurnal sebelum tidur malam. Diharapkan dengan mereka terbiasa menuangkan pikiran dan perasaan sebelum menutup hari, mereka bisa mengelola emosi sebelum tidur. Akhirnya saat bangun di keesokan harinya, kakak shalih dan shalihah telah memiliki perasaan yang lebih baik dan siap beraktivitas dengan semangat.
Apabila Ayah Bunda ingin melihat langsung bagaimana aktivitas jurnal pagi di SD Islam Bintang Juara, jangan lupa untuk mengikuti School Touring batch 4 yang akan diselenggarakan pada hari Selasa, 28 Februari 2023. Klik link berikut untuk daftar: Ikut School Touring.
Demikian catatan mengenai cara mengelola emosi anak. Semoga membantu Ayah Bunda dalam mendampingi kakak shalih dan shalihah ya.***
Referensi:
- http://yd.blog.um.ac.id/pentingnya-anak-belajar-mengelola-emosi-dan-cara-mengajarinya/
- https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/anindya-miriati-hasanah/cara-mengajarkan-anak-mengelola-emosi-agar-tidak-mudah-tantrum
- https://rapafm.pakpakbharatkab.go.id/rapafm/read/493/10-cara-mengatasi-emosi-anak-yang-meledak-ledak- https://dosenpsikologi.com/cara-mengajari-anak-mengelola-emosi
- https://kumparan.com/kumparanmom/mengajarkan-anak-mengelola-emosi
- https://metodesentra.com/2018/03/apa-itu-jurnal-pagi/
- https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/17785
- https://pgsd.umk.ac.id/files/semnas-pgsd-umk-2021/25-30-mari-utami.pdf