Kegiatan Belajar Bersama Ahli (BBA) Kelas 5 SD Islam Bintang Juara kali ini mengambil tema “Mengenal Indera, Menyapa Dunia: Mata yang Melihat Cahaya, Telinga yang Mendengar Cerita.”
Melalui kunjungan ke Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro (RSWN), kakak shalih-shalihah belajar langsung tentang bagaimana indera penglihatan dan pendengaran bekerja, serta cara menjaganya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari Pembelajaran Mendalam (PM), di mana peserta didik tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari praktik nyata di lapangan bersama para ahli di bidangnya. Ini juga merupakan tahap pengenalan dalam Project Based Learning terkait bunyi dan cahaya.
Contents
- 1 Sambutan Inspiratif dari dr. Lia Sasdesi Mangiri
- 2 Belajar Kesehatan Mata dan Telinga Bersama dr. Fathiya Khansa Diarti
- 3 Mengunjungi Poli Mata: Melihat Dunia Lewat Teknologi Medis
- 4 Menjelajah Poli THT: Belajar Menjaga Pendengaran dan Pernapasan
- 5 Makna Pembelajaran Mendalam di Dunia Nyata
- 6 Kesimpulan: Dari Rumah Sakit, Pulang dengan Ilmu dan Kesadaran Baru
Sambutan Inspiratif dari dr. Lia Sasdesi Mangiri
Kunjungan edukatif ini dibuka dengan sambutan penuh semangat dari dr. Lia Sasdesi Mangiri, Sp.Rad, selaku Wakil Direktur Pelayanan RSWN.
Beliau mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan indera sejak dini.
“Menjaga mata dan telinga berarti menjaga cara kita memahami dunia,” ujar beliau, memantik semangat belajar para kakak kelas 5 yang mendengarkan dengan antusias.
Belajar Kesehatan Mata dan Telinga Bersama dr. Fathiya Khansa Diarti
Sesi materi utama dibawakan oleh dr. Fathiya Khansa Diarti dengan topik “Kesehatan Mata dan Telinga.” Melalui presentasi interaktif, beliau menjelaskan berbagai penyakit yang umum terjadi, seperti rabun jauh, infeksi telinga, serta kebiasaan buruk yang sering dilakukan anak-anak, misalnya menonton terlalu dekat atau mendengarkan musik dengan volume tinggi.
Kakak-kakak sangat antusias bertanya. Salah satu dari mereka, Kak Banyu, bertanya, “Dok, kenapa mata bisa minus?”
dr. Fathiya menjawab dengan sabar, “Karena bola mata terlalu panjang, sehingga bayangan jatuh di depan retina. Tapi bisa dikoreksi dengan kacamata.”
Keenam kakak yang paling aktif bertanya mendapatkan mug spesial dari pihak RSWN sebagai bentuk apresiasi atas semangat belajarnya.
Mengunjungi Poli Mata: Melihat Dunia Lewat Teknologi Medis
Perjalanan berikutnya membawa kakak ke Poli Mata. Di sana, mereka disambut oleh dr. Asri dan tim medis yang memperkenalkan alat-alat pemeriksaan penglihatan.
Kakak belajar membedakan mata sehat dan mata yang mengalami gangguan, serta mencoba alat untuk mengukur minus kacamata. Momen ini membuat mereka takjub — betapa teknologi kedokteran begitu membantu manusia menjaga nikmat penglihatan yang Allah berikan.
Menjelajah Poli THT: Belajar Menjaga Pendengaran dan Pernapasan
Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan ke Poli THT, bertemu dengan dr. Joko dan tim. Di sini, kakak dikenalkan berbagai alat untuk memeriksa telinga, hidung, dan tenggorokan.
Mereka juga diajak melihat langsung proses pemeriksaan di ruang audiometri, tempat dokter menguji kemampuan mendengar seseorang. Kakak tampak penasaran melihat grafik suara di layar — bagaimana gelombang suara bisa diukur dan ditampilkan dengan teknologi.
Makna Pembelajaran Mendalam di Dunia Nyata
Kegiatan Belajar Bersama Ahli bukan sekadar kunjungan edukatif, tetapi merupakan praktik nyata dari Pembelajaran Mendalam di SD Islam Bintang Juara. Melalui pengalaman langsung di dunia kerja profesional, kakak belajar mengaitkan pengetahuan akademik dengan kehidupan nyata — memahami fungsi tubuh sekaligus menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Sebagaimana pesan dari Bu Linda (Wali Kelas 5) di awal kegiatan,
“Kita belajar hari ini agar lebih menghargai setiap anugerah Allah. Mata dan telinga bukan sekadar alat, tapi jendela untuk memahami dunia.”
Kesimpulan: Dari Rumah Sakit, Pulang dengan Ilmu dan Kesadaran Baru
Kunjungan edukatif ke Rumah Sakit Wongsonegoro ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Kakak shalih-shalihah tidak hanya membawa pengetahuan tentang kesehatan mata dan telinga, tetapi juga kesadaran spiritual dan sosial untuk menjaga karunia Allah yang begitu berharga.
Belajar langsung dari para ahli membuat mereka memahami bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah, dan setiap ilmu yang dipelajari adalah bentuk syukur atas ciptaan-Nya.*** (CM-MRT)