fbpx
Asesmen Awal Calon Siswa SD Islam Bintang Juara Batch 1 – Bukan Sekadar Siap Baca-Tulis-Hitung, Tapi Siap Jadi Pembelajar Sejati

Asesmen Awal Calon Siswa SD Islam Bintang Juara Batch 1 – Bukan Sekadar Siap Baca-Tulis-Hitung, Tapi Siap Jadi Pembelajar Sejati

Sabtu pagi, 11 Oktober 2025, udara di lingkungan SD Islam Bintang Juara terasa berbeda. Sejak pukul 08.00, enam calon siswa datang bersama orang tua mereka dengan wajah ceria dan sedikit rasa penasaran.

Hari itu, sekolah kembali menggelar kegiatan Asesmen Awal Calon Siswa Batch 1 — salah satu langkah penting dalam proses penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2026–2027.

Tapi di SD Islam Bintang Juara, asesmen masuk SD bukan sekadar tes kemampuan baca, tulis, dan hitung. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi sarana untuk melihat kesiapan anak secara menyeluruh — fisik, emosional, sosial, dan kognitif — agar proses transisi dari TK ke SD bisa berjalan dengan bahagia dan bermakna.

Serunya Belajar Lewat Main: Observasi Tumbuh Kembang yang Menyenangkan

Pagi itu, ruang kelas berubah menjadi area bermain eksploratif. Para calon siswa mengikuti observasi tumbuh kembang bersama guru-guru SD Islam Bintang Juara. Ada yang melompat di area motorik kasar, meniti garis lurus, dan berlari kecil penuh tawa. Ada pula yang tekun di motorik halus, menggunting bentuk sederhana, menyusun balok, dan menggambar dengan penuh konsentrasi.

Setiap aktivitas dirancang agar guru bisa melihat potensi, koordinasi tubuh, daya fokus, serta kemandirian anak. Tapi yang terpenting: anak-anak melakukannya dengan senyum dan rasa percaya diri.

Kami ingin anak merasa bahwa belajar itu menyenangkan sejak awal,” ujar salah satu guru pendamping. “Karena kesiapan masuk SD bukan cuma tentang kemampuan akademik, tapi juga kesiapan hati dan semangat belajar.”

Asesmen Psikologis Bersama Qualifa: Menemani Setiap Langkah Tumbuh Anak

Setelah sesi observasi motorik, anak-anak mengikuti asesmen psikologis bersama tim psikolog dari Qualifa. Melalui permainan sederhana, gambar, dan interaksi ringan, psikolog membantu melihat aspek kematangan emosi, kemampuan adaptasi, dan kesiapan sosial calon siswa.

Tujuannya bukan untuk “menilai” siapa yang pintar atau tidak, tetapi untuk memahami bagaimana setiap anak siap memulai perjalanan barunya di SD.

Setiap anak unik. Ada yang cepat di satu aspek, ada yang butuh waktu di aspek lain — dan semua itu normal,” jelas psikolog Qualifa dengan hangat.
Yang terpenting, kita tahu bagian mana yang bisa diperkuat bersama.”

Sinergi Sekolah dan Orang Tua: Wawancara Bersama Tim SD Islam Bintang Juara

Sementara anak-anak asyik bermain dan mengikuti asesmen, para orang tua mengikuti sesi wawancara bersama tim sekolah:

  • Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr. – Kepala SD Islam Bintang Juara
  • Bu Yayuk Fitriani, S.Pd. – Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
  • Bu Nawang Wulan, S.Pd. – Divisi Penelitian dan Pengembangan Yayasan Dewi Sartika

Dalam suasana yang akrab, tim sekolah menggali bagaimana pola asuh di rumah, kebiasaan anak, serta nilai-nilai yang dijalankan keluarga.
Tujuannya untuk memastikan bahwa sekolah dan orang tua bisa bersinergi dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Kami percaya pendidikan terbaik lahir dari kerja sama antara rumah dan sekolah,” tutur Bu Ni’mah.
Karena sejatinya, kami ingin berjalan bersama para orang tua dalam membentuk calon pemimpin masa depan yang shalih dan berkarakter.

Hasil Asesmen: Panduan untuk Orang Tua Menguatkan Potensi Anak

Usai kegiatan, hasil observasi dan asesmen tidak berhenti di meja guru. SD Islam Bintang Juara akan menyampaikan hasilnya kepada orang tua, agar mereka tahu aspek perkembangan mana yang sudah matang dan mana yang perlu dikuatkan lagi.

Dengan begitu, orang tua dapat membantu anak berproses dengan penuh pemahaman dan tanpa tekanan. Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi bahwa kesiapan masuk SD bukan soal nilai, tapi tentang kesiapan tumbuh — agar anak siap menghadapi dunia belajar dengan bahagia, percaya diri, dan semangat.

Menyiapkan Generasi Juara Sejak Awal

Melalui asesmen awal seperti ini, SD Islam Bintang Juara terus menunjukkan komitmennya sebagai sekolah yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pendidikan holistik dan berkesadaran.

Setiap anak dilihat sebagai pribadi unik dengan potensi luar biasa. Dan setiap proses belajar, sekecil apa pun, selalu dirancang agar menjadi berkesadaran, bermakna dan menggembirakan — sesuai filosofi pendidikan di Sekolah Islam Bintang Juara.

Ingin tahu lebih dalam tentang bagaimana SD Islam Bintang Juara mendampingi anak melalui masa transisi TK ke SD dengan cara menyenangkan?
Yuk baca juga artikel kami sebelumnya tentang Manfaat School Touring dan temukan mengapa kolaborasi orang tua dan sekolah begitu penting dalam perjalanan belajar anak.*** (CM-MRT)

Serunya Berlatih Keaktoran Bersama Teater Lingkar! Kakak SD Islam Bintang Juara Belajar Akting Langsung dari Ahlinya

Serunya Berlatih Keaktoran Bersama Teater Lingkar! Kakak SD Islam Bintang Juara Belajar Akting Langsung dari Ahlinya

Selasa – Rabu pagi, 7 – 8 Oktober 2025, suasana di Gedung Aisiyah SD Islam Bintang Juara terasa berbeda dari biasanya. Ruangan yang biasanya lengang karena sedang dalam proses renovasi, kini dipenuhi suara tawa anak-anak karena menjadi arena latihan yang penuh konsentrasi.

Para kakak shalih dan shalihah — para pemain utama dan pendukung proyek film Hari Guru — bersiap mengikuti sesi Berlatih Keaktoran bersama Teater Lingkar, sebuah kesempatan langka yang membawa mereka lebih dekat pada dunia seni peran profesional.

Dipandu langsung oleh Om Ardinar, yang akrab disapa Om Pay, dari Teater Lingkar Semarang, kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Selasa–Rabu, 7–8 Oktober 2025. Dari cara berjalan, berbicara, hingga mengatur napas, semuanya menjadi bagian dari proses belajar yang penuh makna.

Belajar Mengatur Napas, Mengatur Emosi

Latihan dimulai dengan hal yang tampak sederhana: mengelola napas perut.
Namun Om Pay menjelaskan, “Aktor yang baik harus mampu mengendalikan dirinya. Nafas adalah pusat kendali.

Kakak-kakak pun diajak untuk fokus pada irama napas mereka—tarik, tahan, hembus. Tujuannya bukan hanya agar suara lebih kuat, tapi juga agar mereka bisa lebih fokus dan menyatu dengan peran yang dimainkan.

Sesi ini menjadi pengalaman baru bagi banyak siswa.
Awalnya deg-degan, tapi ternyata seru banget! Rasanya kayak beneran jadi aktor,” ungkap salah satu kakak kelas 5 dengan senyum semangat.

Dari Reading Script hingga Menjiwai Peran

Setelah latihan pernapasan, kegiatan berlanjut dengan reading script.

Om Pay mengajak para kakak membaca naskah dengan pelafalan yang jelas dan ekspresi yang hidup. Ia sesekali menghentikan latihan untuk memberikan catatan kecil — bagaimana menatap lawan main, kapan harus menurunkan suara, atau bagaimana menunjukkan emosi melalui gesture tubuh.

Bukan hanya membaca, para kakak juga menyanyikan lagu-lagu yang akan ditampilkan dalam film Hari Guru. Ruang latihan seketika berubah jadi tempat penuh harmoni — perpaduan antara akting, musik, dan semangat juang.

Om Pay kemudian memberikan arahan koreografi, membimbing setiap gerak agar lebih mantap dan selaras dengan emosi lagu. “Akting bukan sekadar menghafal, tapi memahami rasa,” pesannya, yang disambut tepuk tangan semangat dari peserta.

Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning di SD Islam Bintang Juara

Di SD Islam Bintang Juara, belajar memang tidak selalu di ruang kelas. Kegiatan seperti latihan keaktoran ini menjadi wujud nyata dari filosofi sekolah: mindful, meaningful, dan joyful learning.

Anak-anak belajar percaya diri, ekspresif, bekerja sama, dan berani tampil — nilai-nilai penting dalam membentuk karakter calon pemimpin masa depan.

Salah satu guru pendamping menyampaikan,

“Kami ingin anak-anak belajar bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga siap menghadapi dunia nyata. Teater adalah media luar biasa untuk itu.”

Dari Panggung Latihan ke Layar Film

Menjelang akhir sesi, seluruh peserta menampilkan hasil latihan mereka: kombinasi akting, nyanyian, dan koreografi. Om Pay memberikan tepuk tangan dan berkata,

“Hebat! Kalian bukan hanya belajar akting, tapi belajar menjadi diri sendiri dengan percaya diri.”

Latihan dua hari ini menjadi bekal berharga untuk proyek film Hari Guru yang akan segera digarap. Bukan hanya tentang tampil di depan kamera, tapi tentang memahami arti kerja keras, kebersamaan, dan ekspresi diri.

Penutup

Melalui kegiatan Berlatih Keaktoran bersama Teater Lingkar, SD Islam Bintang Juara kembali membuktikan bahwa pendidikan sejati tidak hanya tentang angka dan teori. Ia juga tentang seni, karakter, dan keberanian mengekspresikan diri.

Bismillah, semoga dari setiap langkah kecil ini lahir generasi yang tidak hanya cerdas pikirannya, tapi juga hangat jiwanya — calon pemimpin yang mindful, meaningful, dan joyful 🌟***(CM-MRT)

Guru SD Islam Bintang Juara Bahas Disleksia & Growth Mindset di Kombel Telaga Ilmu

Guru SD Islam Bintang Juara Bahas Disleksia & Growth Mindset di Kombel Telaga Ilmu

Di SD Islam Bintang Juara, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembelajar sejati. Semangat inilah yang kembali terasa hangat pada Selasa, 7 Oktober 2025, saat Komunitas Belajar (Kombel) Telaga Ilmu kembali digelar di Ruang Perpustakaan & Laboratorium Komputer SD Islam Bintang Juara.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif:

  • Miss Nurul Azizah, S.Pd., wali kelas TK B dan guru Sentra Persiapan PAUD Islam Bintang Juara, serta
  • Bu Yayuk Fitriani, S.Pd., wali kelas 1A sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SD Islam Bintang Juara.

Keduanya membahas dua topik berbeda, namun saling berkaitan erat—tentang Disleksia dan Growth Mindset.

Sesi Pertama: Mengenal Disleksia Lebih Dekat

Kelas dimulai dengan paparan dari Miss Nurul, yang saat ini tengah menempuh pelatihan Indonesia Dyslexia Specialist (IDS) Teacher. Dengan penuh semangat, beliau mengajak rekan-rekan guru untuk memahami bahwa tidak semua anak yang lambat membaca atau menulis berarti tidak cerdas.

Disleksia bukan soal kecerdasan, tapi soal cara otak memproses bahasa,” tutur Miss Nurul.

Dalam penjelasannya, Miss Nurul membedakan dua jenis kesulitan belajar:

  • Kesulitan belajar umum – biasanya terkait kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan memengaruhi banyak area otak.
  • Kesulitan belajar spesifik – di mana potensi kecerdasan anak normal, namun ada gangguan pada area otak yang memproses bahasa.

Nah, disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik ini.

Anak dengan disleksia mengalami hambatan dalam membaca, menulis, dan mengeja karena adanya defisit pada komponen fonologis. Kadang huruf tertukar, kata terbalik, atau tulisan hilang sebagian—bukan karena malas, melainkan karena proses otak yang berbeda.

Disleksia itu neurologis dan sering kali bersifat genetik. Tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat,” jelas Miss Nurul.

Beliau juga memaparkan karakteristik umum disleksia, di antaranya:

  • Mudah lupa dan kehilangan barang (short term memory rendah),
  • Sulit mengingat urutan hari, huruf, atau angka,
  • Koordinasi gerak kurang baik (mudah menabrak benda),
  • Kesulitan memahami rima atau kata yang mirip bunyi.

Tak jarang, anak disleksia juga memiliki komorbid, seperti disgrafia (kesulitan menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), atau anxiety disorder (kecemasan).

Miss Nurul menutup materinya dengan pesan menyentuh:

“Jika kita bertemu anak dengan tanda-tanda disleksia, jangan langsung menilai mereka ‘lamban’. Bisa jadi, mereka hanya butuh cara belajar yang berbeda—dan guru yang lebih sabar memahami.”

Sesi Kedua: Bertumbuh Bersama Growth Mindset

Setelah menyelami dunia disleksia, giliran Bu Yayuk Fitriani berbagi inspirasi tentang pentingnya memiliki Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset).

Ia mengajak rekan-rekan guru untuk merefleksikan:

Apakah kita sudah percaya bahwa kemampuan bisa berkembang, atau masih terjebak pada mindset ‘sudah dari sananya’?”

Menurutnya, guru dengan growth mindset akan terus mencari cara agar siswanya bisa berhasil, meski dengan tantangan yang berbeda-beda.
Guru seperti ini melihat kesalahan bukan sebagai kegagalan, melainkan kesempatan untuk belajar.

Dengan growth mindset, kita belajar untuk tidak membandingkan anak, tapi memfasilitasi agar tiap anak menemukan cara belajarnya sendiri,” tambahnya.

Materi ini menjadi pelengkap sempurna setelah sesi disleksia, karena keduanya mengajak guru untuk berempati, reflektif, dan adaptif terhadap kebutuhan setiap anak.

Kombel Telaga Ilmu: Ruang Bertumbuh untuk Para Pendidik

Kegiatan hari itu bukan sekadar berbagi teori. Ada tawa, diskusi, bahkan momen haru saat guru-guru menyadari bahwa memahami anak berarti juga menumbuhkan diri sendiri.

Bunda Vivi Psikolog dan Bu Ni’mah yang hadir pada kesempatan tersebut juga menambahkan wejangan dan informasi terkait materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Hal tersebut semakin mengobarkan nyala semangat di hati kecil para guru.

Dari ruang perpustakaan dan laboratorium komputer sore itu, lahir semangat besar:

menjadi pendidik yang berempati, terus belajar, dan tak berhenti bertumbuh.

SD Islam Bintang Juara membuktikan, bahwa pendidikan sejati dimulai dari guru yang tak pernah berhenti belajar.***(CM-MRT)

Khusyuknya ANBK 2025 di SD Islam Bintang Juara yang Bikin Anak Makin Siap Jadi Pemimpin Hebat

Khusyuknya ANBK 2025 di SD Islam Bintang Juara yang Bikin Anak Makin Siap Jadi Pemimpin Hebat

Senin pagi, 29 September 2025, ruang laboratorium komputer SD Islam Bintang Juara tampak lebih hidup dari biasanya. Kakak-kakak kelas 5, dengan wajah penuh semangat, memasuki ruangan dengan seragam rapi dan hati yang siap. Mereka akan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun Pelajaran 2025–2026, kegiatan yang berlangsung selama dua hari berturut-turut, yakni Senin dan Selasa, 29–30 September 2025.

Suasana terasa campur aduk—ada rasa antusias, sedikit gugup, tapi juga bangga. Bu Icha, Pak Amir dan seorang guru pengawas dari luar sekolah berdiri menyambut mereka sambil memberi senyum penyemangat.

Tenang ya, ini bukan ujian untuk menilai kamu. Ini kesempatan untuk menunjukkan bagaimana kamu berpikir, memahami, dan menyelesaikan masalah,”
ujar salah satu guru pengawas dengan lembut.

Belajar Lebih dari Sekadar Ujian

Bagi SD Islam Bintang Juara, pelaksanaan ANBK bukan hanya rutinitas tahunan, tetapi bagian dari perjalanan pendidikan yang bermakna. ANBK menjadi sarana evaluasi mutu pendidikan nasional yang tidak menilai individu, melainkan mengukur proses belajar di satuan pendidikan secara keseluruhan.

Kakak kelas 5 yang menjadi peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Dengan panduan guru pendamping, mereka mengerjakan soal berbasis literasi membaca dan numerasi menggunakan perangkat komputer di ruang laboratorium yang telah disiapkan dengan rapi dan nyaman.

Setiap anak duduk di depan layar, menatap soal demi soal yang dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, memahami teks, dan menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Tidak ada tekanan nilai—yang ada hanyalah pengalaman belajar baru yang melatih kemandirian, tanggung jawab, dan fokus.

Manfaat ANBK bagi Peserta Didik

Kegiatan ANBK memberi banyak manfaat, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar yang sedang membangun dasar berpikir dan karakter belajar.
Berikut beberapa di antaranya:

  • Melatih Berpikir Kritis dan Reflektif – Soal-soal ANBK tidak sekadar hafalan, tetapi menuntut kemampuan memahami konteks dan mengambil keputusan logis.
  • Menumbuhkan Literasi dan Numerasi Fungsional – Anak belajar memahami teks dan angka bukan sekadar teori, tetapi bagaimana keduanya hadir dalam kehidupan nyata.
  • Meningkatkan Adaptasi terhadap Teknologi – Karena berbasis komputer, peserta menjadi lebih terbiasa dengan teknologi digital—keterampilan penting untuk generasi masa depan.
  • Membentuk Karakter Tangguh dan Mandiri – Anak belajar mengelola waktu, menjaga konsentrasi, dan menghadapi situasi baru dengan percaya diri.

Persiapan yang Matang dan Dukungan Hangat

Sebelum hari pelaksanaan, guru-guru SD Islam Bintang Juara telah memberikan pembekalan dan simulasi agar peserta terbiasa menggunakan sistem ANBK. Dari cara login, membaca petunjuk soal, hingga teknik menjawab dengan efisien—semuanya dipandu dengan sabar dan telaten.

Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr., selaku Kepala Sekolah, menyampaikan harapannya:

“ANBK bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi bagaimana sekolah terus belajar memperbaiki diri. Kami ingin setiap anak belajar dengan bahagia, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.”

Kegiatan pun berjalan lancar. Setiap sesi terasa menyenangkan dan bermakna. Di sela-sela kegiatan, terlihat guru dan peserta saling memberi semangat. Tidak ada wajah tegang—yang ada hanyalah raut bangga dan rasa ingin tahu yang terus tumbuh.

Evaluasi untuk Masa Depan Lebih Baik

Hasil ANBK nantinya akan menjadi bahan refleksi bagi sekolah untuk terus memperkuat mutu pembelajaran, baik dari segi akademik maupun karakter. SD Islam Bintang Juara percaya bahwa pendidikan sejati adalah perjalanan bersama antara guru, murid, dan orang tua dalam menumbuhkan generasi beradab, kreatif, dan berdaya saing global.

Kami ingin setiap anak belajar dengan hati, bukan sekadar mengejar angka,” tambah Bu Ni’mah.

🔗 Baca Juga:

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ANBK di tahun sebelumnya berlangsung dan apa saja pembelajarannya, yuk baca di artikel berikut 👉
Pelaksanaan ANBK Tahun Pelajaran 2024–2025 di SD Islam Bintang Juara.

Penutup

ANBK 2025 di SD Islam Bintang Juara bukan hanya kegiatan asesmen nasional, melainkan momentum belajar bersama — belajar untuk jujur, berpikir kritis, dan percaya pada kemampuan diri.

Dengan semangat kebersamaan, anak-anak belajar bahwa menjadi “bintang juara” bukan berarti harus selalu menjadi yang terbaik, tapi terus tumbuh menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Karena di SD Islam Bintang Juara, setiap langkah kecil selalu berarti — mindful, meaningful, dan joyful.***(CM-MRT)

Rapor Tengah Semester & Parenting Class: Sinergi Orang Tua–Sekolah di SD Islam Bintang Juara

Rapor Tengah Semester & Parenting Class: Sinergi Orang Tua–Sekolah di SD Islam Bintang Juara

Sabtu, 27 September 2025, aula SD Islam Bintang Juara dipenuhi suasana hangat penuh harapan. Hari itu bukan sekadar jadwal pembagian rapor tengah semester, melainkan juga momentum berharga bagi sekolah dan orang tua untuk memperkuat sinergi dalam mendidik generasi penerus.

Keistimewaan Rapor 4 Kali Setahun

Biasanya, orang tua menerima rapor hanya dua kali setahun. Namun, SD Islam Bintang Juara memiliki keistimewaan: laporan perkembangan anak dibagikan empat kali setahun.

Manfaat dari sistem ini begitu terasa. Orang tua bisa:

  • Memantau perkembangan anak lebih cepat. Tidak perlu menunggu hingga akhir semester untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki.
  • Mendukung anak tepat waktu. Jika ada kesulitan belajar atau tantangan emosi, orang tua bisa langsung membantu dengan strategi yang sesuai.
  • Menumbuhkan kolaborasi aktif. Guru dan orang tua berjalan bersama, bukan saling menunggu.

Inilah salah satu bukti nyata bahwa SD Islam Bintang Juara konsisten menghadirkan pendidikan yang mindful, meaningful, dan joyful.

Parenting Class: Belajar Jadi Orang Tua yang Lebih Sadar

Khusus bagi wali murid kelas 3, setelah menerima rapor, mereka mendapat kesempatan istimewa mengikuti Parenting Class dengan tema “Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kemampuan Regulasi Emosi dan Keterampilan Sosial Anak.

Materi ini disampaikan langsung oleh Bunda Vivi Psikolog sekaligus Ketua Yayasan Dewi Sartika. Dalam penyampaiannya, Bunda Vivi mengingatkan:

“Belajar parenting membuat kita menyadari bahwa kita sebagai manusia punya banyak kekurangan dalam mendidik anak. Maka, niatkan untuk silaturahim dan menguatkan diri. Tujuan akhirnya adalah mempersiapkan anak agar hidup selamat, bermanfaat, dan kelak berkumpul bersama di surga.”

Regulasi Emosi dan Keterampilan Sosial: Bekal Utama Anak

Bunda Vivi Psikolog menegaskan bahwa setiap anak lahir dengan fitrah: iman, kebaikan, dan potensi unggul. Namun, potensi itu hanya bisa berkembang bila anak dilatih mengelola emosi dan membangun keterampilan sosial.

Beberapa kemampuan dasar yang perlu diperhatikan sejak dini antara lain:

  • Mengelola emosi: anak belajar menenangkan diri saat marah atau kecewa.
  • Kemandirian: berani mengambil keputusan sederhana.
  • Berbahasa: mampu menyampaikan perasaan dengan sopan.
  • Pemaknaan belajar: melihat belajar sebagai hal positif, bukan beban.

Tentu, perjalanan ini tak selalu mudah. Salah satu tantangan besar orang tua masa kini adalah adikasi gadget.

Gadget: Antara Manfaat dan Bahaya

Bunda Vivi Psikolog menguraikan dua sisi gadget. Di satu sisi, gadget bisa bermanfaat sebagai sumber informasi, hiburan, dan melatih keterampilan teknologi. Namun di sisi lain, jika tidak didampingi, gadget bisa menimbulkan dampak negatif: gangguan kesehatan mata, kurang fokus, hingga kesulitan berinteraksi sosial.

Anak lebih tertarik pada gadget mungkin karena orang tua belum mampu menjadi sumber informasi dan hiburan utama bagi mereka,” pesan Bunda Vivi Psikolog yang membuat banyak orang tua merenung.

Peran Ayah dan Bunda yang Saling Melengkapi

Parenting bukan hanya tugas seorang ibu. Ayah pun memiliki peran besar. Ayah memberi tantangan, ketegasan, dan teladan, sementara bunda memberi kelembutan, perhatian, serta dukungan emosional.

Pedoman utama parenting tetaplah Al-Qur’an dan Hadist, dengan prinsip 3K: Kelekatan Emosi, Komunikasi Empati, dan Konsistensi.

  • Kelekatan emosi: hadir penuh untuk anak, tanpa distraksi gadget.
  • Komunikasi empati: mendengar aktif, memahami perasaan anak, dan merespons dengan bahasa penuh hikmah.
  • Konsistensi: membesarkan anak dengan aturan yang jelas dan teladan nyata, tanpa kekerasan.

Penutup: Sinergi yang Menguatkan

Kegiatan rapor tengah semester dan parenting class hari itu bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah perjalanan bersama antara sekolah dan orang tua.

Dengan rapor 4 kali setahun, orang tua lebih terlibat. Dengan parenting class, orang tua lebih terarah. Dan dengan sinergi ini, anak-anak SD Islam Bintang Juara tumbuh bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara emosional, beradab, dan siap menjadi generasi yang bermanfaat.***(CM-MRT)

Leadership Journey Day 5: Anak SD Islam Bintang Juara Belajar Life Skill dengan Seru!

Leadership Journey Day 5: Anak SD Islam Bintang Juara Belajar Life Skill dengan Seru!

Hari Jumat, 26 September 2025 menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga besar SD Islam Bintang Juara. Pada Leadership Journey Day 5, suasana sekolah tampak berbeda. Kali ini, kakak shalih dan shalihah tidak diajak menjelajah hutan, melukis dengan bahan alami, atau bermain game petualangan. Mereka diajak melakukan hal yang sederhana, namun penuh makna: bersih-bersih lingkungan sekolah.

Ya, di SD Islam Bintang Juara, belajar tidak hanya soal adab dan ilmu, tapi juga keterampilan hidup atau life skill. Karena seorang calon pemimpin sejati bukan hanya pintar berbicara dan berprestasi di akademik, tetapi juga tahu cara menjaga kebersihan, bekerja sama, dan bertanggung jawab.

Pembukaan yang Inspiratif

Pagi itu, anak-anak dibagi dalam kelompok kecil. Ada yang bertugas menyapu, ada yang mengepel, ada yang melap meja dan kursi, bahkan ada yang merapikan peralatan kelas.

Menariknya, kegiatan ini dipandu langsung oleh Bunda Vivi Psikolog sekaligus Ketua Yayasan Dewi Sartika. Beliau turun langsung, memberikan pijakan sederhana namun penting kepada kakak kelas 4–6. Dengan sabar, Bunda Vivi Psikolog menunjukkan cara memegang sapu dengan benar, menyapu dari sudut ruangan ke arah tengah, mengepel agar lantai cepat kering, hingga melap meja agar bersih dan bebas debu.

Anak-anak hebat bukan hanya yang rajin belajar, tapi juga yang peduli menjaga kebersihan. Kalau lingkunganmu bersih, pikiranmu juga jadi jernih,” begitu pesan Bunda Vivi Psikolog yang membuat anak-anak makin bersemangat.

Kolaborasi Kakak Shalih dan Shalihah

Pemandangan luar biasa tampak di setiap sudut sekolah. Kakak shalih dengan penuh tanggung jawab mengambil peran memegang sapu, sementara kakak shalihah sibuk mengepel dengan telaten. Ada juga kelompok kecil yang saling bahu-membahu mengangkat kursi agar mudah dibersihkan.

Gelak tawa sesekali pecah saat air pel tercecer atau debu tak sengaja beterbangan. Tapi justru momen inilah yang mengajarkan arti kerja sama: ketika ada yang kesulitan, yang lain segera membantu.

Belajar Tanggung Jawab Sejak Dini

Bersih-bersih bukan sekadar aktivitas fisik. Di balik itu, ada nilai karakter yang ditanamkan: tanggung jawab, kepedulian, dan disiplin. Anak-anak belajar bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tugas petugas kebersihan, melainkan kewajiban semua warga sekolah.

Mereka pun mulai menyadari bahwa lingkungan yang rapi membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan. Dengan meja yang kinclong dan lantai yang wangi, hati pun terasa lebih ringan untuk menimba ilmu.

Lebih dari Sekadar Sapu dan Pel

Leadership Journey Day 5 membuktikan bahwa life skill sederhana bisa memberikan pengalaman yang membekas. Anak-anak bukan hanya belajar teknik bersih-bersih, tetapi juga melatih motorik, kemandirian, serta rasa memiliki terhadap sekolah mereka.

Bunda Vivi menutup kegiatan dengan refleksi singkat. Beliau menegaskan bahwa calon pemimpin masa depan harus rendah hati dan siap melakukan pekerjaan apapun, sekecil apapun itu. Bahkan, seorang pemimpin sejati tidak akan segan mengambil sapu untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua.

Penutup yang Menginspirasi

Leadership Journey hari kelima ini mungkin terlihat sederhana. Namun, justru dari kegiatan seperti inilah, SD Islam Bintang Juara menegaskan jati dirinya sebagai sekolah yang mindful, meaningful, dan joyful.

Karena di sinilah anak-anak ditempa: bukan hanya menjadi pintar di atas kertas, tetapi juga cerdas dalam karakter, terampil dalam life skill, dan siap memimpin dengan hati.***(CM-MRT)