fbpx
Museum Oryza Sativa: Aksi Nyata Project Based Learning yang Penuh Makna

Museum Oryza Sativa: Aksi Nyata Project Based Learning yang Penuh Makna

Suasana kelas 6 SD Islam Bintang Juara berubah total pada pekan kedua September 2025. Dari ruang belajar biasa, kelas ini disulap menjadi sebuah museum mini yang atraktif dan inspiratif bernama Museum Oryza Sativa. Inilah puncak dari rangkaian Project Based Learning (PJBL)Pahlawan dalam Kata dan Karya” yang berlangsung kurang lebih lima pekan.

Dari Tahap Pengenalan hingga Kontekstualisasi

Perjalanan panjang menuju Museum Oryza Sativa dimulai dari tahap pengenalan. Bu Fia, wali kelas 6, memantik ide kakak shalih-shalihah dengan menghadirkan pengalaman belajar beragam: kunjungan ke Museum Mandhala Bhakti dan BBA (Belajar Bersama Ahli) untuk memperkuat keterampilan menulis.

Setelah itu, pada tahap kontekstualisasi, siswa diajak menyusun timeline, pembagian tugas, serta menyiapkan kebutuhan proyek. Tak hanya itu, mereka juga mengikuti BBOT untuk belajar seni promosi, agar museum yang akan mereka wujudkan nantinya bisa tampil lebih hidup dan menarik minat banyak orang.

Wujud Aksi Nyata: Museum Oryza Sativa

Tibalah saat yang ditunggu: aksi nyata. Semua ide, rencana, dan kerja keras diwujudkan dalam Museum Oryza Sativa, sebuah karya kolaboratif yang mencerminkan gotong royong seluruh kelas.

Museum ini menampilkan:

  • Teks eksplanasi tentang pahlawan hasil tulisan siswa.
  • Karya seni 2D berupa poster, gambar, dan kolase.
  • Karya seni 3D dalam bentuk miniatur, patung, dan instalasi sederhana.

Tidak hanya menjadi display karya, kakak shalih-shalihah kelas 6 juga bertugas sebagai pemandu museum. Mereka menjelaskan karya dengan penuh percaya diri kepada setiap tamu yang hadir.

galeri museum oryza sativa

Antusiasme Pengunjung

Museum Oryza Sativa dibuka selama lima hari, 8–12 September 2025. Antusiasme pengunjung luar biasa. Tidak hanya guru dan orang tua kelas 6, tapi juga orang tua dari kelas 1–5, adik-adik dari kelas bawah hingga TK, bahkan masyarakat umum turut hadir. Hampir semua pengunjung memberikan apresiasi yang sama: inspiratif dan keren.

Integrasi Pembelajaran Multidisiplin

Proyek ini bukan sekadar kegiatan seni atau bahasa. Museum Oryza Sativa mengintegrasikan banyak mata pelajaran:

  • IPAS → mengenal pahlawan di lingkungan sekitar dan kontribusinya.
  • Bahasa Indonesia → menulis teks eksplanasi runtut dan jelas.
  • PPKn → mempraktikkan gotong royong dan musyawarah dalam kelompok.
  • Seni Rupa → menciptakan karya seni 2D dan 3D bertema kepahlawanan.

Lebih dari itu, kakak shalih-shalihah juga berlatih keterampilan abad 21: critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (4C). Tak hanya sebagai puncak kegiatan Project Based Learning, Museum Oryza Sativa juga menjadi sarana sumatif mata pelajaran yang terintegrasi di dalamnya.

Menumbuhkan Rasa Bangga dan Inspirasi

Tujuan besar dari proyek ini adalah menumbuhkan rasa bangga terhadap pahlawan, sekaligus melatih keterampilan menulis, bekerja sama, berkarya, dan berkomunikasi. Museum Oryza Sativa menjadi bukti nyata penerapan Pembelajaran Mendalam di SD Islam Bintang Juara, bahwa belajar bisa dikemas dalam bentuk yang menyenangkan, berkesadaran, penuh makna, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Semoga semangat ini terus menginspirasi generasi muda untuk berani berkarya, menghargai jasa pahlawan, dan menjadi insan pembelajar sepanjang hayat.*** (CM-MRT)

6 Hari Pelatihan Intensif: Kepala & Guru SD Islam Bintang Juara Dalami Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang

6 Hari Pelatihan Intensif: Kepala & Guru SD Islam Bintang Juara Dalami Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang

Akhir Agustus hingga awal September 2025 menjadi momen penting bagi SD Islam Bintang Juara. Selama enam hari, 30 Agustus – 4 September 2025, tiga perwakilan sekolah mengikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam di Universitas Ivet Semarang. Mereka adalah Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr. (Kepala Sekolah), Bu Yayuk Fitriani, S.Pd. (Guru Kelas 1A sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum), dan Bu Aliffia Indah Fitriana, S.Pd. (Guru Kelas 6).

Meski datang dari satu sekolah, perjalanan belajar mereka tidaklah sama. Antara kepala sekolah dan guru ditempatkan di kelas pelatihan yang berbeda, sesuai dengan peran dan kebutuhan masing-masing.

Pelatihan Kepala Sekolah: Growth Mindset & Rencana Tindak Lanjut

Bagi Bu Ni’mah, pelatihan ini menjadi ruang refleksi yang kaya. Materi yang disajikan banyak menyoroti growth mindset, kepemimpinan yang memberdayakan, hingga diskusi mendalam tentang esensi Pembelajaran Mendalam.

Tidak hanya mendengarkan, setiap peserta kepala sekolah juga ditantang untuk mengikuti pretest dan posttest sebagai alat ukur peningkatan pemahaman. Di akhir sesi, mereka diwajibkan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan menjadi panduan praktis dalam membawa semangat pembelajaran mendalam ke sekolah masing-masing.

Pelatihan Guru: Microteaching & Praktik Nyata

Sementara itu, Bu Yayuk dan Bu Fia berada di ruang berbeda bersama guru-guru lain dari berbagai sekolah. Di bawah bimbingan fasilitator Ibu Luluk Elyana (Rektor Unisvet Semarang) dan Bapak Tukijo (Guru SMP 17 Semarang), mereka menyelami bagaimana menerapkan Pembelajaran Mendalam di kelas masing-masing.

Bimbingan dari Ibu Luluk dan Bapak Tukijo menjadi warna tersendiri dalam pelatihan ini. Ibu Luluk menekankan pentingnya pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Sementara Bapak Tukijo banyak berbagi praktik langsung dan pengalaman nyata di lapangan.

Salah satu momen yang paling membanggakan, Bu Yayuk terpilih untuk mempraktikkan microteaching di hadapan peserta lain. Dengan penuh semangat, ia mengajar kelas 5 tentang eksperimen sifat-sifat cahaya. Sementara itu, Bu Fia menunjukkan kepiawaiannya mengajar kelas 2 tentang aturan di rumah.

Kedua praktik tersebut bukan sekadar simulasi. Melalui rekaman video, hasil pembelajaran akan dievaluasi dan menjadi bagian penting dari kelanjutan program.

Hasil Akhir: Video Praktik & Agenda OJT

Enam hari pelatihan ditutup dengan karya nyata: video praktik pembelajaran mendalam. Video ini bukan sekadar dokumentasi, tetapi juga media refleksi dan evaluasi.

Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Masih ada On Job Training (OJT) yang menanti:

  • OJT 1 → Mengevaluasi video praktik pembelajaran mendalam yang telah dibuat oleh masing-masing guru.
  • OJT 2 → Melihat praktik langsung di sekolah lain yang sudah menerapkan pembelajaran mendalam, lalu melakukan evaluasi bersama.

Dua tahap lanjutan ini menjadi bukti bahwa pelatihan bukan hanya berhenti di kelas, tetapi berlanjut ke implementasi nyata di sekolah.

Transformasi untuk Pendidikan Lebih Bermakna

Pelatihan ini sejalan dengan semangat SD Islam Bintang Juara dalam menghadirkan pendidikan yang tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga membangun karakter, kesadaran, dan makna belajar.

Dengan adanya sinergi antara kepala sekolah dan guru, hasil pelatihan ini diharapkan mampu menyelaraskan visi sekolah dengan kebutuhan nyata di ruang kelas.

Pembelajaran mendalam sebenarnya bukanlah metode baru yang diterapkan di SD Islam Bintang Juara. Jauh sebelum metode ini digaungkan pemerintah, sekolah ini telah menerapkan nilai-nilai dalam metode ini,” ungkap Bu Ni’mah dengan penuh keyakinan.

Penutup

Enam hari di Universitas Ivet Semarang menjadi pengalaman berharga yang akan terus dikenang. Bu Ni’mah, Bu Yayuk, dan Bu Fia pulang bukan hanya membawa materi, tapi juga semangat baru untuk menjadikan SD Islam Bintang Juara sebagai sekolah yang terus berkembang dalam menghadirkan pembelajaran yang joyful, mindful, dan meaningful.

Melalui pelatihan, praktik nyata, hingga OJT, langkah kecil ini diharapkan menjadi bagian dari transformasi besar dalam dunia pendidikan Indonesia.*** (CM-MRT)

Bijak Mengola Uang: Literasi Finansial untuk Anak

Bijak Mengola Uang: Literasi Finansial untuk Anak

Bagaimana cara mengenalkan anak-anak pada dunia finansial dengan cara yang menyenangkan? Itulah yang dihadirkan melalui BBOT (Belajar Bersama Orang Tua) Kelas 4A SD Islam Bintang Juara pada Jumat, 12 September 2025. Kali ini, giliran Ayah Eko Novianto, ayah dari kak Al Kindi, yang hadir membawakan tema menarik: “Bijak Mengelola Uang: Literasi Finansial untuk Anak.”

Awal yang Menggugah Rasa Penasaran

Suasana ruang kelas 4A pagi itu terasa berbeda. Saat berdiri di depan kelas, Ayah Eko membuka sesi dengan sebuah pertanyaan sederhana namun penuh makna:

“Anak-anak, apa sih uang itu?”

Dengan antusias, kakak shalih-shalihah menjawab berbagai versi. Ada yang bilang uang bisa dipakai untuk jajan, ada yang menyebut untuk membeli mainan, bahkan ada yang menjawab untuk menabung.

Ayah Eko kemudian menjelaskan bahwa uang adalah alat untuk membeli barang dan jasa yang kita butuhkan atau inginkan. Ia memperlihatkan gambar uang koin dan kertas, sembari menceritakan jenis-jenis uang yang biasa digunakan sehari-hari. Kakak shalih-shalihah pun makin fokus menyimak.

Pertanyaan Pemantik yang Membuka Wawasan

Tak berhenti di situ, Ayah Eko melemparkan pertanyaan pemantik:

  • Barang apa saja yang bisa dibeli dengan uang?
  • Dari mana kita bisa mendapatkan uang?
  • Apakah uang bisa didapat secara instan?

Diskusi kecil ini membuat kakak shalih-shalihah mulai memahami bahwa uang tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari kerja keras dan kerja cerdas. Dari sinilah lahir kesadaran bermakna bahwa uang memiliki nilai yang patut dijaga dan digunakan dengan bijak.

Praktik Seru: Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Setelah pemaparan singkat, tibalah saatnya praktik. Ayah Eko mengajak kakak shalih-shalihah melakukan permainan sederhana: membedakan kebutuhan dan keinginan.

Contohnya, makan nasi adalah kebutuhan, sedangkan membeli mainan baru adalah keinginan. Dengan contoh konkret yang dekat dengan kehidupan mereka, kakak shalih-shalihah jadi lebih mudah memahami konsep ini.

Latihan ini sekaligus menanamkan nilai bahwa mengatur keuangan berarti mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.

Quiz Hemat Uang: Penutup yang Menyenangkan

Kegiatan semakin seru ketika Ayah Eko menutup sesi dengan quiz tentang cara menghemat uang. Pertanyaannya ringan namun menantang:

  • Bagaimana caranya menabung dari uang jajan?
  • Apa yang harus dilakukan jika ingin membeli barang tetapi uang belum cukup?
  • Mana yang lebih penting, membeli camilan atau menabung untuk membeli buku?

Kakak shalih-shalihah berlomba-lomba menjawab dengan penuh semangat. Suasana kelas dipenuhi tawa, sorak, dan semangat belajar yang tinggi.

Antusiasme Kakak Shalih-shalihah dan Harapan ke Depan

Dari awal hingga akhir, kegiatan BBOT kali ini berlangsung penuh keceriaan. Kakak shalih-shalihah tidak hanya belajar konsep finansial secara sederhana, tetapi juga mempraktikkan langsung bagaimana cara mengelola uang.

Harapannya, setelah kegiatan ini, kakak shalih-shalihah kelas 4A bisa tumbuh menjadi pribadi yang hemat, cermat, dan bersahaja. Bukan sekadar pandai menghitung uang, tetapi juga bijak menggunakannya.

Pendidikan Karakter Lewat Literasi Finansial

Apa yang dilakukan dalam BBOT ini sejalan dengan tujuan pendidikan karakter di SD Islam Bintang Juara. Literasi finansial bukan hanya soal uang, tapi juga melatih tanggung jawab, disiplin, dan kemampuan mengambil keputusan.

Anak-anak diajak untuk memahami bahwa setiap pilihan finansial membawa konsekuensi, sehingga mereka perlu berhati-hati dan bijak. Dengan demikian, literasi finansial sejak dini akan menjadi bekal berharga untuk masa depan.

Penutup

Melalui BBOT Kelas 4A bersama Ayah Eko Novianto, literasi finansial bukan lagi hal yang rumit, tetapi bisa diajarkan dengan cara seru, interaktif, dan menyenangkan. Dari mengenal uang, membedakan kebutuhan dan keinginan, hingga quiz hemat uang, semua proses menjadi pengalaman berkesan.

Karena pada akhirnya, bijak mengelola uang adalah keterampilan hidup yang perlu dikenalkan sejak dini, agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang hemat, cermat, dan penuh tanggung jawab.***(CM-MRT)

SD Islam Bintang Juara Membuka Jendela Lebih Lebar untuk Pendidikan Inklusif

SD Islam Bintang Juara Membuka Jendela Lebih Lebar untuk Pendidikan Inklusif

Tanggal 18–21 Agustus 2025 menjadi momen penting bagi dunia pendidikan di Kota Semarang. Di Hotel Candi Indah, para kepala sekolah dan guru berkumpul untuk mengikuti Pelatihan Pendidikan Inklusi, sebuah kegiatan yang berfokus pada bagaimana sekolah dapat menghadirkan pembelajaran yang ramah, adil, dan mendukung semua anak tanpa terkecuali.

Salah satu peserta yang hadir adalah Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr., Kepala SD Islam Bintang Juara. Dengan penuh semangat, beliau mengikuti setiap sesi yang membahas mulai dari konsep dasar pendidikan inklusi hingga praktik manajemen sekolah inklusi yang nyata.

Dari Konsep Hingga Implementasi

Pelatihan ini tidak hanya membicarakan teori, tetapi juga menekankan pada implementasi pendidikan inklusi di sekolah dasar. Para peserta diajak memahami:

  • Kurikulum inklusi – bagaimana kurikulum bisa disesuaikan untuk semua anak.
  • Deteksi dini – mengenali sejak awal potensi dan hambatan yang dimiliki peserta didik.
  • Macam PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) – termasuk anak dengan hambatan belajar, gangguan emosi, hingga anak dengan kecerdasan istimewa.
  • Manajemen sekolah inklusi – strategi agar seluruh sistem sekolah mampu mendukung keberagaman anak.

Melalui sesi ini, Bu Ni’mah juga berbagi terkait penerapan pendidikan inklusif di SD Islam Bintang Juara. Bahwasanya pendidikan inklusi bukan hanya soal menerima siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga membangun ekosistem sekolah yang mampu memberikan kesempatan terbaik bagi setiap anak untuk tumbuh dan berkembang.

Pentingnya Manajemen Emosi Guru

Salah satu materi yang tak kalah menarik adalah tentang manajemen emosi dan kesehatan mental guru. Karena dalam praktiknya, pendidikan inklusi menuntut kesabaran dan kesiapan emosional lebih. Guru perlu memahami bahwa menghadapi anak dengan kebutuhan beragam bukanlah tantangan semata, tetapi juga kesempatan untuk belajar kembali menjadi pendidik sejati.

Bu Ni’mah mengaku, sesi ini membuka mata bahwa guru juga manusia yang perlu menjaga kesehatan mentalnya. Dengan emosi yang stabil, guru bisa menjadi teladan sekaligus pendamping terbaik bagi peserta didik.

Refleksi dan Harapan untuk Sekolah

Empat hari penuh pembelajaran ini menjadi bekal berharga untuk SD Islam Bintang Juara. Bu Ni’mah menyampaikan bahwa setelah pelatihan ini, sekolah akan terus berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip inklusi dalam pembelajaran.

Pendidikan inklusi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Setiap anak berhak mendapatkan ruang untuk belajar sesuai potensinya,” ujar beliau penuh keyakinan.

Menyongsong Sekolah Ramah untuk Semua

Pelatihan inklusi di Hotel Candi Indah menjadi momentum berharga. Dari teori, praktik, hingga refleksi, semua menyatu dalam satu tujuan: mewujudkan sekolah yang ramah untuk semua anak.

SD Islam Bintang Juara kini melangkah lebih mantap untuk menjadi bagian dari gerakan sekolah inklusi di Kota Semarang. Dengan dukungan kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, cita-cita menghadirkan pendidikan yang adil dan bermakna untuk setiap anak bukan lagi sekadar mimpi—tetapi sedang diwujudkan bersama.*** (CM-MRT)

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku

Hari Selasa, 9 September 2025, suasana SD Islam Bintang Juara terasa berbeda. Aula sekolah dipenuhi semangat syukur dan rindu kepada Rasulullah SAW. Peringatan Maulid Nabi kali ini mengangkat tema “Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku”. Tema ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan pesan mendalam bahwa teladan Nabi perlu dihidupkan dalam keseharian anak-anak shalih-shalihah.

Acara dipandu hangat oleh MC, Bu Shilvi dan Bu Hana. Kegiatan diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21–22 yang dibacakan khidmat oleh Pak Rizki, lalu sari tilawah oleh Bu Ulya. Ayat ini mengingatkan bahwa Rasulullah SAW adalah uswah hasanah—teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan.

Pesan Penuh Inspirasi

Bu Ni’mah kemudian memberikan tausiyah singkat yang penuh makna. Beliau menyampaikan bahwa ketangguhan Nabi Muhammad SAW sudah terlihat bahkan sejak beliau dalam kandungan. Ayah beliau wafat sebelum lahir, namun Allah menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang sabar, kuat, dan penuh syukur.

Kalau kita ingin menjadi hamba Allah yang sejati, mari teladani perjuangan Rasulullah. Beliau selalu sabar, tidak mudah menyerah, dan tetap rendah hati,” pesan Bu Ni’mah yang menambah kesyahduan acara.

Kreativitas Islami dari Para Siswa pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025

Setelah itu, giliran perwakilan kakak shalih-shalihah tampil memeriahkan Maulid Nabi dengan bakat terbaik mereka. Para penampil adalah beberapa peserta MAPSI tahun 2025.

Rebana An Najma Junior membuka penampilan dengan shalawat merdu, membuat suasana makin semarak.

🎙️ Khitobah oleh Kak Ihsan menggugah hati. Dengan gaya penuh semangat, ia menegur kebiasaan buruk anak-anak zaman sekarang:

“Giliran internetan, TikTok-an, game-an… 10 menit kurang, 20 menit ketagihan, 30 menit malah kecanduan! Boleh kenal teknologi, tapi jangan lupa untuk mengaji. Boleh kenal HP, tapi sholat jangan lupe…”

📖 Macapat Islami oleh Kak Chacha dan Kak Altamis menghadirkan nuansa budaya Islami yang sarat pesan moral.

📚 Cerita Islami oleh Kak Aira mengingatkan bahwa jujur adalah kunci kebaikan. Ia mengajak teman-temannya berkomitmen:

“Kalau ada tugas sulit, jangan mencontek. Kalau tidak sengaja merusak barang orang lain, harus berani minta maaf. Dengan jujur, kita akan disayang Allah, dan itu berarti kita meneladani Nabi Muhammad SAW.”

Setiap penampilan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana mendidik karakter Islami sejak dini.

Penutup Penuh Syahdu

Acara ditutup dengan shalawat bersama yang dipimpin Rebana An Najma Senior. Lantunan shalawat menggema, menghadirkan suasana haru sekaligus bahagia. Kakak shalih-shalihah dan para guru yang hadir larut dalam doa dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Makna Besar di Balik Maulid

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya tentang mengenang kelahiran beliau. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah momentum menanamkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dalam hati anak-anak. Melalui cerita, shalawat, dan pesan moral, mereka belajar bahwa akhlak mulia adalah kunci kesuksesan hidup dunia dan akhirat.

Seperti tema yang digaungkan, “Nabi Muhammad Idolaku, Akhlaknya Teladanku”, kakak shalih-shalihah diingatkan untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan sejati dalam berkata, bersikap, dan bertindak.

👉 Dengan kegiatan ini, SD Islam Bintang Juara berharap kakak shalih-shalihah tumbuh menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap membawa cahaya Islam ke masa depan.***(CM-MRT)

Belajar Promosi Kreatif untuk Museum Atraktif, Intip Keseruan BBOT Kelas 6 Yuk!

Belajar Promosi Kreatif untuk Museum Atraktif, Intip Keseruan BBOT Kelas 6 Yuk!

Hari Rabu, 3 September 2025 menjadi momen berharga bagi kakak shalih-shalihah kelas 6 SD Islam Bintang Juara. Kali ini, mereka mengikuti BBOT (Bincang Bersama Orang Tua) bersama Bunda Novita Kurnianingrum, ibu dari Kak Amiira. Mengangkat tema yang unik dan inspiratif, yaitu “Promosi Kreatif, Museum Atraktif”, kegiatan ini membuka wawasan baru bagi siswa dalam dunia komunikasi dan branding.

Dari Museum ke Ide Kreatif

BBOT di Kelas 6 ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan menjadi bagian dari rangkaian Project Based Learning (PJBL) “Pahlawan dalam Kata dan Karya”. Sebelumnya, pada tahap pengenalan project, kakak kelas 6 telah mengunjungi Museum Mandala Bhakti dan belajar langsung dari ahli tentang bagaimana menulis dengan yang menggugah.

Kini, menjelang tahap aksi nyata, mereka diajak mendalami seni mempromosikan museum agar lebih atraktif dan mengundang rasa penasaran. Dari sini kakak belajar bahwa promosi bukan sekadar ajakan, melainkan cerita yang mampu menghidupkan sebuah karya.

Kenapa Mempromosikan Museum?

Pertanyaan ini jadi titik awal diskusi. Jawabannya sederhana namun mendalam: karena setiap museum menyimpan kisah yang perlu dihidupkan kembali agar generasi muda merasa dekat dan bangga akan sejarah bangsanya.

Selain itu, promosi yang tepat akan mendukung lahirnya gagasan besar kakak shalih-shalihah, yaitu Museum Oryza Sativa—sebuah karya yang tengah mereka persiapkan dalam tahap akhir PJBL. Nantinya, ilmu promosi ini akan mereka terapkan secara nyata saat museum mini karya siswa ini resmi diluncurkan.

Sinergi Sekolah dan Orang Tua

Kegiatan BBOT kali ini juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan terbaik lahir dari kolaborasi antara sekolah dan orang tua. Dengan hadirnya Bunda Novita, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik nyata dari pengalaman langsung.

Selain menyampaikan materi, Bunda Kak Amiira juga mengajak kakak shalih-shalihah kelas 6 untuk praktik langsung mempresentasikan hasil karya mereka yang akan ditampilkan pada Museum Oryza Sativa pekan depan.

Suasana kelas penuh antusiasme, tanya jawab mengalir, dan ide-ide segar bermunculan. Semua terasa seperti latihan menuju dunia nyata, di mana setiap kata dan strategi komunikasi bisa membawa karya menjadi lebih hidup dan bermakna.

Menumbuhkan Generasi Kreatif dan Inspiratif

Melalui kegiatan ini, SD Islam Bintang Juara berharap kakak shalih-shalihah tidak hanya memahami konsep promosi, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam karya nyata. Belajar promosi kreatif bukan hanya soal pemasaran, tetapi juga tentang menyampaikan pesan, menjaga warisan budaya, dan menginspirasi banyak orang.

Semoga langkah kecil ini menjadi awal lahirnya generasi yang kreatif, inspiratif, dan berani menghadirkan karya dengan cerita yang hidup.***(CM-MRT)