by admin admin | Oct 11, 2025 | Artikel, Berita, Berita Utama, Edukasi, PPDB
Sabtu pagi, 11 Oktober 2025, udara di lingkungan SD Islam Bintang Juara terasa berbeda. Sejak pukul 08.00, enam calon siswa datang bersama orang tua mereka dengan wajah ceria dan sedikit rasa penasaran.
Hari itu, sekolah kembali menggelar kegiatan Asesmen Awal Calon Siswa Batch 1 — salah satu langkah penting dalam proses penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2026–2027.
Tapi di SD Islam Bintang Juara, asesmen masuk SD bukan sekadar tes kemampuan baca, tulis, dan hitung. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi sarana untuk melihat kesiapan anak secara menyeluruh — fisik, emosional, sosial, dan kognitif — agar proses transisi dari TK ke SD bisa berjalan dengan bahagia dan bermakna.
Serunya Belajar Lewat Main: Observasi Tumbuh Kembang yang Menyenangkan
Pagi itu, ruang kelas berubah menjadi area bermain eksploratif. Para calon siswa mengikuti observasi tumbuh kembang bersama guru-guru SD Islam Bintang Juara. Ada yang melompat di area motorik kasar, meniti garis lurus, dan berlari kecil penuh tawa. Ada pula yang tekun di motorik halus, menggunting bentuk sederhana, menyusun balok, dan menggambar dengan penuh konsentrasi.
Setiap aktivitas dirancang agar guru bisa melihat potensi, koordinasi tubuh, daya fokus, serta kemandirian anak. Tapi yang terpenting: anak-anak melakukannya dengan senyum dan rasa percaya diri.
“Kami ingin anak merasa bahwa belajar itu menyenangkan sejak awal,” ujar salah satu guru pendamping. “Karena kesiapan masuk SD bukan cuma tentang kemampuan akademik, tapi juga kesiapan hati dan semangat belajar.”
Asesmen Psikologis Bersama Qualifa: Menemani Setiap Langkah Tumbuh Anak
Setelah sesi observasi motorik, anak-anak mengikuti asesmen psikologis bersama tim psikolog dari Qualifa. Melalui permainan sederhana, gambar, dan interaksi ringan, psikolog membantu melihat aspek kematangan emosi, kemampuan adaptasi, dan kesiapan sosial calon siswa.
Tujuannya bukan untuk “menilai” siapa yang pintar atau tidak, tetapi untuk memahami bagaimana setiap anak siap memulai perjalanan barunya di SD.
“Setiap anak unik. Ada yang cepat di satu aspek, ada yang butuh waktu di aspek lain — dan semua itu normal,” jelas psikolog Qualifa dengan hangat.
“Yang terpenting, kita tahu bagian mana yang bisa diperkuat bersama.”
Sinergi Sekolah dan Orang Tua: Wawancara Bersama Tim SD Islam Bintang Juara
Sementara anak-anak asyik bermain dan mengikuti asesmen, para orang tua mengikuti sesi wawancara bersama tim sekolah:
- Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr. – Kepala SD Islam Bintang Juara
- Bu Yayuk Fitriani, S.Pd. – Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
- Bu Nawang Wulan, S.Pd. – Divisi Penelitian dan Pengembangan Yayasan Dewi Sartika
Dalam suasana yang akrab, tim sekolah menggali bagaimana pola asuh di rumah, kebiasaan anak, serta nilai-nilai yang dijalankan keluarga.
Tujuannya untuk memastikan bahwa sekolah dan orang tua bisa bersinergi dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
“Kami percaya pendidikan terbaik lahir dari kerja sama antara rumah dan sekolah,” tutur Bu Ni’mah.
“Karena sejatinya, kami ingin berjalan bersama para orang tua dalam membentuk calon pemimpin masa depan yang shalih dan berkarakter.”
Hasil Asesmen: Panduan untuk Orang Tua Menguatkan Potensi Anak
Usai kegiatan, hasil observasi dan asesmen tidak berhenti di meja guru. SD Islam Bintang Juara akan menyampaikan hasilnya kepada orang tua, agar mereka tahu aspek perkembangan mana yang sudah matang dan mana yang perlu dikuatkan lagi.
Dengan begitu, orang tua dapat membantu anak berproses dengan penuh pemahaman dan tanpa tekanan. Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi bahwa kesiapan masuk SD bukan soal nilai, tapi tentang kesiapan tumbuh — agar anak siap menghadapi dunia belajar dengan bahagia, percaya diri, dan semangat.
Menyiapkan Generasi Juara Sejak Awal
Melalui asesmen awal seperti ini, SD Islam Bintang Juara terus menunjukkan komitmennya sebagai sekolah yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pendidikan holistik dan berkesadaran.
Setiap anak dilihat sebagai pribadi unik dengan potensi luar biasa. Dan setiap proses belajar, sekecil apa pun, selalu dirancang agar menjadi berkesadaran, bermakna dan menggembirakan — sesuai filosofi pendidikan di Sekolah Islam Bintang Juara.
Ingin tahu lebih dalam tentang bagaimana SD Islam Bintang Juara mendampingi anak melalui masa transisi TK ke SD dengan cara menyenangkan?
Yuk baca juga artikel kami sebelumnya tentang Manfaat School Touring dan temukan mengapa kolaborasi orang tua dan sekolah begitu penting dalam perjalanan belajar anak.*** (CM-MRT)
by admin admin | Oct 7, 2025 | Berita Utama, Edukasi, Kegiatan Guru
Di SD Islam Bintang Juara, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembelajar sejati. Semangat inilah yang kembali terasa hangat pada Selasa, 7 Oktober 2025, saat Komunitas Belajar (Kombel) Telaga Ilmu kembali digelar di Ruang Perpustakaan & Laboratorium Komputer SD Islam Bintang Juara.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif:
- Miss Nurul Azizah, S.Pd., wali kelas TK B dan guru Sentra Persiapan PAUD Islam Bintang Juara, serta
- Bu Yayuk Fitriani, S.Pd., wali kelas 1A sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SD Islam Bintang Juara.
Keduanya membahas dua topik berbeda, namun saling berkaitan erat—tentang Disleksia dan Growth Mindset.
Sesi Pertama: Mengenal Disleksia Lebih Dekat
Kelas dimulai dengan paparan dari Miss Nurul, yang saat ini tengah menempuh pelatihan Indonesia Dyslexia Specialist (IDS) Teacher. Dengan penuh semangat, beliau mengajak rekan-rekan guru untuk memahami bahwa tidak semua anak yang lambat membaca atau menulis berarti tidak cerdas.
“Disleksia bukan soal kecerdasan, tapi soal cara otak memproses bahasa,” tutur Miss Nurul.
Dalam penjelasannya, Miss Nurul membedakan dua jenis kesulitan belajar:
- Kesulitan belajar umum – biasanya terkait kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan memengaruhi banyak area otak.
- Kesulitan belajar spesifik – di mana potensi kecerdasan anak normal, namun ada gangguan pada area otak yang memproses bahasa.
Nah, disleksia termasuk dalam kategori kesulitan belajar spesifik ini.
Anak dengan disleksia mengalami hambatan dalam membaca, menulis, dan mengeja karena adanya defisit pada komponen fonologis. Kadang huruf tertukar, kata terbalik, atau tulisan hilang sebagian—bukan karena malas, melainkan karena proses otak yang berbeda.
“Disleksia itu neurologis dan sering kali bersifat genetik. Tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat,” jelas Miss Nurul.
Beliau juga memaparkan karakteristik umum disleksia, di antaranya:
- Mudah lupa dan kehilangan barang (short term memory rendah),
- Sulit mengingat urutan hari, huruf, atau angka,
- Koordinasi gerak kurang baik (mudah menabrak benda),
- Kesulitan memahami rima atau kata yang mirip bunyi.
Tak jarang, anak disleksia juga memiliki komorbid, seperti disgrafia (kesulitan menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), atau anxiety disorder (kecemasan).
Miss Nurul menutup materinya dengan pesan menyentuh:
“Jika kita bertemu anak dengan tanda-tanda disleksia, jangan langsung menilai mereka ‘lamban’. Bisa jadi, mereka hanya butuh cara belajar yang berbeda—dan guru yang lebih sabar memahami.”
Sesi Kedua: Bertumbuh Bersama Growth Mindset
Setelah menyelami dunia disleksia, giliran Bu Yayuk Fitriani berbagi inspirasi tentang pentingnya memiliki Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset).
Ia mengajak rekan-rekan guru untuk merefleksikan:
“Apakah kita sudah percaya bahwa kemampuan bisa berkembang, atau masih terjebak pada mindset ‘sudah dari sananya’?”
Menurutnya, guru dengan growth mindset akan terus mencari cara agar siswanya bisa berhasil, meski dengan tantangan yang berbeda-beda.
Guru seperti ini melihat kesalahan bukan sebagai kegagalan, melainkan kesempatan untuk belajar.
“Dengan growth mindset, kita belajar untuk tidak membandingkan anak, tapi memfasilitasi agar tiap anak menemukan cara belajarnya sendiri,” tambahnya.
Materi ini menjadi pelengkap sempurna setelah sesi disleksia, karena keduanya mengajak guru untuk berempati, reflektif, dan adaptif terhadap kebutuhan setiap anak.
Kombel Telaga Ilmu: Ruang Bertumbuh untuk Para Pendidik
Kegiatan hari itu bukan sekadar berbagi teori. Ada tawa, diskusi, bahkan momen haru saat guru-guru menyadari bahwa memahami anak berarti juga menumbuhkan diri sendiri.
Bunda Vivi Psikolog dan Bu Ni’mah yang hadir pada kesempatan tersebut juga menambahkan wejangan dan informasi terkait materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Hal tersebut semakin mengobarkan nyala semangat di hati kecil para guru.
Dari ruang perpustakaan dan laboratorium komputer sore itu, lahir semangat besar:
menjadi pendidik yang berempati, terus belajar, dan tak berhenti bertumbuh.
SD Islam Bintang Juara membuktikan, bahwa pendidikan sejati dimulai dari guru yang tak pernah berhenti belajar.***(CM-MRT)
by admin admin | Oct 3, 2025 | Berita, Berita Utama, Edukasi, Kegiatan Siswa
Senin pagi, 29 September 2025, ruang laboratorium komputer SD Islam Bintang Juara tampak lebih hidup dari biasanya. Kakak-kakak kelas 5, dengan wajah penuh semangat, memasuki ruangan dengan seragam rapi dan hati yang siap. Mereka akan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Tahun Pelajaran 2025–2026, kegiatan yang berlangsung selama dua hari berturut-turut, yakni Senin dan Selasa, 29–30 September 2025.
Suasana terasa campur aduk—ada rasa antusias, sedikit gugup, tapi juga bangga. Bu Icha, Pak Amir dan seorang guru pengawas dari luar sekolah berdiri menyambut mereka sambil memberi senyum penyemangat.
“Tenang ya, ini bukan ujian untuk menilai kamu. Ini kesempatan untuk menunjukkan bagaimana kamu berpikir, memahami, dan menyelesaikan masalah,”
ujar salah satu guru pengawas dengan lembut.
Belajar Lebih dari Sekadar Ujian
Bagi SD Islam Bintang Juara, pelaksanaan ANBK bukan hanya rutinitas tahunan, tetapi bagian dari perjalanan pendidikan yang bermakna. ANBK menjadi sarana evaluasi mutu pendidikan nasional yang tidak menilai individu, melainkan mengukur proses belajar di satuan pendidikan secara keseluruhan.
Kakak kelas 5 yang menjadi peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Dengan panduan guru pendamping, mereka mengerjakan soal berbasis literasi membaca dan numerasi menggunakan perangkat komputer di ruang laboratorium yang telah disiapkan dengan rapi dan nyaman.
Setiap anak duduk di depan layar, menatap soal demi soal yang dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, memahami teks, dan menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Tidak ada tekanan nilai—yang ada hanyalah pengalaman belajar baru yang melatih kemandirian, tanggung jawab, dan fokus.
Manfaat ANBK bagi Peserta Didik
Kegiatan ANBK memberi banyak manfaat, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar yang sedang membangun dasar berpikir dan karakter belajar.
Berikut beberapa di antaranya:
- Melatih Berpikir Kritis dan Reflektif – Soal-soal ANBK tidak sekadar hafalan, tetapi menuntut kemampuan memahami konteks dan mengambil keputusan logis.
- Menumbuhkan Literasi dan Numerasi Fungsional – Anak belajar memahami teks dan angka bukan sekadar teori, tetapi bagaimana keduanya hadir dalam kehidupan nyata.
- Meningkatkan Adaptasi terhadap Teknologi – Karena berbasis komputer, peserta menjadi lebih terbiasa dengan teknologi digital—keterampilan penting untuk generasi masa depan.
- Membentuk Karakter Tangguh dan Mandiri – Anak belajar mengelola waktu, menjaga konsentrasi, dan menghadapi situasi baru dengan percaya diri.
Persiapan yang Matang dan Dukungan Hangat
Sebelum hari pelaksanaan, guru-guru SD Islam Bintang Juara telah memberikan pembekalan dan simulasi agar peserta terbiasa menggunakan sistem ANBK. Dari cara login, membaca petunjuk soal, hingga teknik menjawab dengan efisien—semuanya dipandu dengan sabar dan telaten.
Bu Nur Shofwatin Ni’mah, S.Pd., Gr., selaku Kepala Sekolah, menyampaikan harapannya:
“ANBK bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi bagaimana sekolah terus belajar memperbaiki diri. Kami ingin setiap anak belajar dengan bahagia, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.”
Kegiatan pun berjalan lancar. Setiap sesi terasa menyenangkan dan bermakna. Di sela-sela kegiatan, terlihat guru dan peserta saling memberi semangat. Tidak ada wajah tegang—yang ada hanyalah raut bangga dan rasa ingin tahu yang terus tumbuh.
Evaluasi untuk Masa Depan Lebih Baik
Hasil ANBK nantinya akan menjadi bahan refleksi bagi sekolah untuk terus memperkuat mutu pembelajaran, baik dari segi akademik maupun karakter. SD Islam Bintang Juara percaya bahwa pendidikan sejati adalah perjalanan bersama antara guru, murid, dan orang tua dalam menumbuhkan generasi beradab, kreatif, dan berdaya saing global.
“Kami ingin setiap anak belajar dengan hati, bukan sekadar mengejar angka,” tambah Bu Ni’mah.
🔗 Baca Juga:
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ANBK di tahun sebelumnya berlangsung dan apa saja pembelajarannya, yuk baca di artikel berikut 👉
Pelaksanaan ANBK Tahun Pelajaran 2024–2025 di SD Islam Bintang Juara.
Penutup
ANBK 2025 di SD Islam Bintang Juara bukan hanya kegiatan asesmen nasional, melainkan momentum belajar bersama — belajar untuk jujur, berpikir kritis, dan percaya pada kemampuan diri.
Dengan semangat kebersamaan, anak-anak belajar bahwa menjadi “bintang juara” bukan berarti harus selalu menjadi yang terbaik, tapi terus tumbuh menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
Karena di SD Islam Bintang Juara, setiap langkah kecil selalu berarti — mindful, meaningful, dan joyful.***(CM-MRT)
by admin admin | Oct 1, 2025 | Berita, Berita Utama
Rabu pagi, 1 Oktober 2025, aula SD Islam Bintang Juara dipenuhi wajah-wajah penuh antusias. Sekitar dua puluh orang tua hadir mengikuti School Touring Batch 1, rangkaian kegiatan pembuka dari Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2026–2027 yang resmi dibuka bulan ini.
Udara pagi yang segar menyelimuti suasana. Dari pintu gerbang, para orang tua disambut hangat oleh tim guru dan panitia penerimaan siswa baru. Senyum, sapaan, dan salam menjadi pembuka yang menandai filosofi sekolah ini: “Mendidik dengan adab, menumbuhkan dengan kasih, dan membimbing dengan teladan.”
Tur Sekolah yang Penuh Cerita
Kegiatan dimulai dengan tur keliling sekolah. Para peserta diajak menyusuri setiap sudut SD Islam Bintang Juara — mulai dari ruang kelas yang nyaman, sentra belajar yang kreatif, hingga area outdoor tempat anak-anak biasa bereksperimen dengan sains dan kegiatan proyek.
Sambil berjalan, guru-guru menjelaskan bagaimana konsep pembelajaran di sekolah ini dirancang agar mindful, meaningful, dan joyful. Bukan sekadar akademik, setiap aktivitas di SD Islam Bintang Juara selalu mengajak anak berpikir, berinteraksi, dan berbuat kebaikan.
“Belajar di sini bukan cuma hafalan. Anak-anak diajak untuk mengalami,” ujar salah satu guru sambil memperlihatkan hasil karya siswa dari kegiatan project-based learning dan leadership journey.
Banyak orang tua terlihat mengangguk kagum. Beberapa bahkan berbisik satu sama lain, “Ternyata pembelajarannya seluas itu ya, bukan cuma di dalam kelas.”
Diskusi Hangat Bersama Kepala Sekolah dan Psikolog
Setelah tur selesai, para peserta berkumpul di aula untuk sesi tanya jawab bersama Bu Ni’mah, Kepala SD Islam Bintang Juara, dan Bunda Vivi Psikolog sekaligus Ketua Yayasan Dewi Sartika — pendiri Sekolah Islam Bintang Juara.
Bu Ni’mah membuka sesi dengan penuh semangat. Ia menjelaskan bahwa setiap program di SD Islam Bintang Juara lahir dari niat tulus: membentuk anak-anak beradab, cerdas, dan mandiri dalam kebaikan.
“Di sini kami percaya, setiap anak adalah bintang. Mereka punya cahayanya masing-masing, dan tugas kita adalah menuntun cahaya itu agar bersinar terang,” tutur Bu Ni’mah.
Kemudian, Bunda Vivi Psikolog menambahkan perspektif psikologis tentang pentingnya kolaborasi antara rumah dan sekolah.
“Mendidik anak adalah perjalanan bersama. Sekolah dan orang tua harus saling bersinergi, karena pendidikan terbaik lahir dari kasih sayang dan kehadiran yang tulus,” ujarnya dengan lembut.
Sesi diskusi berlangsung hangat. Para orang tua bebas bertanya — mulai dari kurikulum, sistem penilaian, hingga pendekatan karakter islami yang diterapkan. Dan yang menarik, suasana terasa seperti family talk, bukan formalitas.
Beberapa orang tua bahkan menyampaikan kesan langsung, “Saya merasa nyaman dan yakin. Anak-anak pasti senang sekolah di sini.”
Keyakinan para calon wali murid ini makin dikuatkan karena pada sesi diskusi dihadirkan pula Kak Syabil yang menceritakan tentang pengalamannya selama enam tahun bersekolah di SD Islam Bintang Juara. Dengan bahasa yang tertata, Kak Syabil secara jujur berbagi bagaimana dirinya ditempa selama ini. Ada banyak pembelajaran yang ia peroleh. Juga beragam kesempatan untuk mencoba hal-hal baru yang membentuk dirinya makin tangguh.
Lebih dari Sekadar Tur Sekolah
School Touring Batch 1 bukan hanya kegiatan promosi sekolah — tapi juga momen berharga untuk membangun kepercayaan dan kedekatan.
Para orang tua tidak hanya melihat fasilitas, tapi juga merasakan budaya sekolah yang menyejukkan hati: interaksi guru yang lembut, anak-anak yang sopan, serta lingkungan belajar yang menghidupkan nilai Islam dalam keseharian.
Kegiatan ini menjadi langkah awal sinergi yang diharapkan terus tumbuh:
“Bismillah, semoga SD Islam Bintang Juara bisa bersinergi dengan lebih banyak orang tua. Mengasuh bersama calon pemimpin muslim untuk masa depan terbaik bangsa ini.”
Mau Ikut School Touring Batch 2?
Bagi Ayah dan Bunda yang belum sempat hadir pada Batch 1, tak perlu khawatir! School Touring Batch 2 insyaAllah akan dilaksanakan pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk melihat langsung bagaimana SD Islam Bintang Juara menumbuhkan potensi anak secara utuh — akal, hati, dan adabnya. Untuk bisa mengikuti, silakan isi form pendaftarannya terlebih dulu yuk, Ayah Bunda.
Dan sebelum datang, yuk kenali lebih dalam mengapa school touring penting bagi Ayah Bunda dengan membaca artikel berikut 👉
🔗 Manfaat School Touring di SD Islam Bintang Juara
Penutup
School Touring Batch 1 membuktikan satu hal: kehangatan dan ketulusan bisa dirasakan sejak langkah pertama di gerbang sekolah.
Di SD Islam Bintang Juara, setiap kegiatan selalu menghadirkan nilai — bukan sekadar mengenalkan sekolah, tetapi menumbuhkan keyakinan bahwa bersama, kita sedang menyiapkan generasi beradab, berilmu, dan berjiwa pemimpin.*** (CM-MRT)
by admin admin | Sep 19, 2025 | Berita, Berita Utama, Kegiatan Siswa, Pembelajaran
Jumat, 19 September 2025 menjadi hari yang penuh keseruan di ruang kelas 3A SD Islam Bintang Juara. Hari itu, kakak shalih-shalihah mendapatkan pengalaman berharga dalam kegiatan BBOT (Belajar Bersama Orang Tua). Kali ini, giliran Bunda Eriyani, orang tua dari Kak Rafif, yang hadir dengan membawa tema menarik: “Detektif Uang”.
Suasana kelas berubah seketika. Anak-anak antusias mendengar bahwa mereka akan berperan sebagai detektif uang—anak cerdas yang mampu mengenali, memahami, dan menggunakan uang dengan bijak.
Siapa Itu Detektif Uang?
Menurut Bunda Eriyani, detektif uang adalah anak cerdas yang bisa mengenali jenis-jenis uang dan memahami nilainya. Dengan bekal ini, mereka dapat membedakan uang koin dan kertas, serta membuat klasifikasi berdasarkan nominalnya.
Anak-anak pun tersenyum penuh semangat. Ternyata belajar tentang uang bisa semenyenangkan menjadi detektif!
Mengenal Manfaat dan Nominal Uang
Kegiatan diawali dengan diskusi singkat tentang manfaat uang. Anak-anak menjawab beragam: untuk membeli makanan, buku, mainan, bahkan membantu orang lain. Dari sini, mereka belajar bahwa uang bukan hanya sekadar alat pembayaran, tapi juga sarana untuk memenuhi kebutuhan dan berbuat kebaikan.
Setelah itu, kakak shalih-shalihah diajak mengenal nominal uang melalui uang mainan. Ada koin seratus, lima ratus, seribu, hingga pecahan puluhan ribu. Anak-anak belajar membedakan angka dan memahami nilainya.
“Kalau kamu punya Rp5.000, bisa beli apa saja hayo?” tanya Bunda Eriyani sambil tersenyum. Pertanyaan ini langsung memancing tawa sekaligus rasa penasaran.
Game Misteri: Belanja di Pusat Pasar Detektif Uang
Kegiatan semakin seru ketika Bunda Eriyani membawa amplop-amplop misteri. Setiap kelompok mendapat amplop berisi sejumlah uang mainan. Tugas mereka adalah menghitung jumlah uang dan kemudian membelanjakannya di Pusat Pasar Detektif Uang, sebuah simulasi pasar mini yang sudah disiapkan.
Anak-anak diminta menentukan barang apa saja yang akan dibeli, lalu menyesuaikannya dengan uang yang mereka miliki. Mereka belajar bahwa belanja memerlukan perencanaan dan perhitungan cermat.
Tantangan Amplop: Dari Belanja ke Diagram
Tidak berhenti di situ, Bunda Eriyani menambahkan tantangan baru. Setiap kelompok harus menyelesaikan misi dari amplop khusus:
- Amplop A: Membuat diagram tabel
- Amplop B: Membuat diagram pictogram
- Amplop C: Membuat diagram batang
- Amplop D: Membuat diagram tabel
- Amplop E: Membuat diagram pictogram
- Amplop F: Membuat diagram batang
Dengan penuh semangat, anak-anak mengubah hasil belanja mereka menjadi data, lalu menyajikannya dalam bentuk diagram yang berbeda-beda. Kegiatan ini mengajarkan mereka bahwa uang tidak hanya bisa dihitung, tetapi juga dianalisis dan divisualisasikan.
Belajar Uang Jadi Lebih Seru
Sepanjang kegiatan, wajah-wajah antusias tampak di ruang kelas 3A. Anak-anak tidak hanya belajar mengenal uang dan nominalnya, tapi juga berlatih berpikir kritis, menghitung, bekerja sama dalam kelompok, hingga menyajikan data dengan diagram.
Metode storytelling dengan konsep “detektif uang” membuat suasana belajar lebih hidup. Anak-anak merasa seperti sedang bermain, padahal mereka sedang belajar literasi finansial dan matematika sekaligus.
Penutup: Misi Selesai, Detektif Hebat
Kegiatan BBOT Kelas 3A kali ini menjadi bukti bahwa belajar keuangan bisa dilakukan sejak dini dengan cara yang seru. Dari mengenal manfaat uang, menghitung nominal, hingga membuat diagram, semuanya dikemas dalam permainan yang joyful, mindful, dan meaningful.
Detektif Uang 3A berhasil menuntaskan misi mereka. Semoga pengalaman ini membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam mengelola uang di masa depan.*** (CM-MRT)
by admin admin | Sep 16, 2025 | Berita, Berita Utama, Kegiatan Guru
Selasa, 16 September 2025 menjadi hari penuh makna di SD Islam Bintang Juara. Pagi itu, sekolah kedatangan tamu istimewa dari PKBM Generasi Juara Depok. Meski jumlah peserta studi tiru hanya empat orang, semangat mereka dalam belajar dan berbagi pengalaman terasa begitu hangat dan penuh antusias.
Sambutan Hangat di SD Islam Bintang Juara
Begitu memasuki lingkungan sekolah, rombongan PKBM Generasi Juara disambut ramah oleh pihak SD Islam Bintang Juara. Suasana kekeluargaan langsung terasa, menandakan bahwa pendidikan sejatinya bukan hanya milik satu lembaga, melainkan urusan bersama yang perlu saling menguatkan.
Dalam sesi perkenalan, pihak SD Islam Bintang Juara menyampaikan bahwa sekolah terbuka lebar untuk bekerjasama dengan berbagai pihak—baik sekolah, komunitas, maupun lembaga pendidikan lain. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Mengamati Sistem & Praktik Pembelajaran
Selama studi tiru, peserta dari PKBM Generasi Juara diajak melihat langsung berbagai praktik pembelajaran yang diterapkan di SD Islam Bintang Juara. Dari cara guru mendampingi siswa, metode kreatif dalam mengajar, hingga program-program unggulan yang berfokus pada pembentukan karakter dan kompetensi anak.
Peserta studi tiru tampak aktif bertanya, mencatat, bahkan berdiskusi ringan dengan guru-guru. Ada rasa ingin tahu yang besar—bagaimana SD Islam Bintang Juara bisa menjaga keseimbangan antara aspek akademik, pengasuhan, dan nilai-nilai islami dalam satu ekosistem pendidikan yang menyenangkan.
Pendidikan & Pengasuhan adalah Urusan Bersama
Salah satu pesan penting yang terus digaungkan dalam kegiatan ini adalah bahwa pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Orang tua, sekolah, komunitas, hingga lembaga pendidikan alternatif seperti PKBM, semuanya punya peran untuk saling melengkapi.
Dengan semangat ini, studi tiru bukan sekadar ajang mencontoh. Lebih dari itu, ia menjadi ruang dialog untuk saling berbagi inspirasi, mencari solusi, dan merumuskan langkah nyata agar pendidikan anak-anak Indonesia semakin berkualitas.
Studi Tiru PKBM Generasi Juara: Ruang Kolaborasi yang Terbuka
SD Islam Bintang Juara menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. Sebab, semakin banyak yang bergerak bersama, semakin besar pula dampak positif yang bisa dihasilkan.
Kehadiran PKBM Generasi Juara menjadi bukti bahwa sinergi antar lembaga pendidikan adalah keniscayaan di era sekarang. Tidak ada lagi sekat yang membatasi—yang ada adalah semangat saling mendukung demi lahirnya generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan
Studi tiru ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama. Pihak PKBM Generasi Juara menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada SD Islam Bintang Juara atas ilmu, inspirasi, dan sambutan hangat yang diberikan.
Sementara itu, SD Islam Bintang Juara juga menyampaikan harapan besar agar kegiatan semacam ini terus dilakukan. Dengan begitu, nilai-nilai pendidikan dan pengasuhan dapat terus diperkaya, diperluas, dan dipraktikkan bersama, demi masa depan generasi penerus bangsa.
Penutup
Tuntas melaksanakan studi tiru di SD, insyaAllah esok hari akan diagendakan kegiatan yang sama ke PAUD Islam Bintang Juara. Studi tiru PKBM Generasi Juara di SD Islam Bintang Juara bukan hanya tentang melihat dan meniru. Ia adalah pertemuan dua lembaga pendidikan yang sama-sama ingin belajar dan berkembang, demi menguatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Karena pada akhirnya, pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah atau orang tua saja. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dan selama kita terus berjalan bergandengan tangan, insyaAllah masa depan anak-anak Indonesia akan semakin cerah.***(CM-MRT)